Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersaing tapi Bersahabat

6 Agustus 2023   22:24 Diperbarui: 7 Agustus 2023   18:49 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bersahabat atau tidak bukanlah suatu kepastian, karena persahabatan tumbuh begitu saja sejalan waktu. Waktu membuktikan bagaimana seseorang layak disebut seorang sahabat atau bukan. Persahabatan adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus seperti kepongpong (seperti lagu) yang mengubah ulat menjadi kupu kupu. Persahabatan akan tetap berlangsung walaupun keadaan berubah dan berbeda dari sebelumnya.

Persahabatan bukan hanya menciptakan keindahan adanya saling berbaik-baik selamanya, tapi kadang ada juga persaingan dalam beberapa hal. Misalnya bersaing dalam mendapat nilai waktu belajar di sekolah, bersaing mendapat ranking yang lebih dan bersaing untuk lebih eksis di kelas. Persahabatan juga tidak selamanya bisa menghindarkan diri rasa jahat dalam hati (ingin lebih dari sahabat), namun hanya sebatas hati dan tidak memperpanjang rasa itu menguasai diri.

Persahabatan akan memperlihatkan dirinya dalam ketulusan tindakan dan rasa dalam hati. Merasa bahagia ketika sahabat berhasil, baik-baik saja dan  sebaliknya merasa sedih ketika sahabat mengalami musibah dan kecewa. 

Sahabat bisa muncul karena kita menjalani hidup bersama pada suatu tempat dan suatu waktu. Kebersamaan ini menimbulkan empati dan rasa senang berteman, walaupun pada akhirnya kita tidak selalu bersama dan hanya bertemu sewaktu waktu atau bahkan jarang sekali.

Sebagai seorang guru yang pernah bertugas di beberapa tempat, Saya bertemu dan berteman dengan sesama guru  di suatu sekolahndan kemudian berpisah. Begitu bertemu kembali karena kebetulan atau sengaja, terasa begitu merindunya bertemu dan berjabat tangan dengan kawan lama. Bertukar informasi tentang perjalanan selama ini setelah lama tak bertemu. Setelah itu, Kami berpisah kembali dan entah kapan akan bersua kembali.

Setelah lama tidak bertemu dan kemudian bersua kembali, terjadi perbedaan status dan keadaan yang berbeda. Posisi dulu waktu kenal setarap dan sepadan, tapi ketika bertemu kembali ada salah satu diantara Kita yang berada lebih tinggi, dan itu tentunya membuat iri salah satu diantara Kita (terutama yang berada di bawah). Namun sebagai seorang sahabat, Kita akan merasa bahagia dan ikut senang dan bangga bahwa yang menjadi pejabat anu adalah teman kita.

Seorang sahabat tentunya akan bersedia membantu sahabatnya yang kesulitan, seperti yang pernah Saya  dan Isteri alami. Pernah terjadi keluarga kecil Kami kekurangan uang dan kebingungan, pinjam ke keluarga besar sudah tidak bisa begitu pula ke teman kerja. Akhirnya Kami meminjam uang ke sahabat kami. Dan akhirnya mereka menjadi penolong dan mereka tidak mau menerima kelebihan uang yang kami berikan ketika Kami membayar hutang Kami. 

Sahabat ketika kecil tidak akan luntur ketika kita tua dan beranak pinak. Bertemu dan bercerita tentang masa lalu kemudian menanyakan masa yang sedang dialami merupakan sesuatu yang membahagiakan, walaupun itu hanya sekejap dan bertemunya di pinggir jalan. Itulah mungkin yang disebut teman sehati dan se-frekuensi.

Sahabat yang baik adalah sahabat yang bisa saling mengangkat dari keterpurukan, saling memotivasi untuk lebih sukses di lapangan masing-masing. Saling menolong dalam kebaikan agar hasil akhirnya menyenangkan dan akan dikenang sepanjang masa. Ketulusan dalam persahabatan akan selalu mengikat satu dengan lainnya dalam persahabatan. 

Bersahabat tidak berarti akan selalu bertemu dan selalu bersama, karena ketika Kita berkeluarga ada batasan-batasan yang wajar dalam bersahabat.  Sahabat sejati akan mau mengerti kondisi sahabatnya dan mau mengerti dengan kondisi yang memang akan terjadi dan tahu batas hak dan kewajibannya, kapan waktu untuk sahabat dan kapan waktu untuk keluarga masing-masing. 

Akhir kata, sahabat tentunya akan saling mendoakan walaupun tidak ada sesuatu yang diberikan. Saling mendoakan adalah tali silaturahmi yang mudah dilakukan dan paling berharga bagi sahabat Kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun