Banyuwangi, 23 Juli 2025 --- Tradisi budaya lokal kembali menghidupkan suasana pesisir Banyuwangi Selatan. Mahasiswa BBK 6 Universitas Airlangga (UNAIR) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo, diajak oleh Kepala Desa untuk menghadiri acara Petik Laut di Desa Erpach. Tradisi ini menjadi salah satu pengalaman budaya tak terlupakan selama masa pengabdian mahasiswa di daerah tersebut.
Petik Laut merupakan tradisi selametan desa yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut dan alam yang telah memberikan kehidupan bagi mereka. Kegiatan ini rutin dilakukan setahun sekali setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Pada tahun ini, acara bertepatan dengan masa KKN mahasiswa UNAIR, sehingga para peserta dapat ikut serta menyaksikan dan mempelajari langsung kearifan lokal yang masih dijaga dengan baik oleh masyarakat.
Kegiatan berlangsung di wilayah pesisir hutan bakau yang terletak di Desa Erpach, tak jauh dari jalur menuju Taman Nasional Alas Purwo. Lokasi ini dipilih karena memiliki nilai spiritual sekaligus ekologis yang penting bagi warga sekitar. Hutan bakau menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan nelayan dan warga pesisir yang menggantungkan hidupnya pada hasil alam.
Acara dimulai pada sore hari dengan prosesi selametan dan doa bersama, dipimpin oleh tokoh adat dan pemuka masyarakat. Suasana berlangsung khidmat, dihadiri oleh warga dari berbagai kalangan, mulai dari nelayan, ibu rumah tangga, perangkat desa, hingga tamu undangan termasuk mahasiswa KKN. Setelah doa selesai, acara dilanjutkan dengan prosesi utama yakni larung laut, yaitu melepas sesaji ke tengah laut.
Sesaji yang digunakan umumnya berupa hasil bumi, makanan, bunga, serta perlengkapan adat yang telah disiapkan khusus. Sesaji tersebut dilarungkan sebagai simbol ungkapan terima kasih kepada laut dan juga bentuk penghormatan terhadap Nyai Roro Kidul, sosok penguasa laut selatan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa sebagai penjaga alam bahari. Prosesi larung dilakukan secara bersama-sama dengan iringan doa dan harapan agar laut senantiasa memberikan rezeki yang melimpah dan keselamatan bagi para nelayan.
Menurut Kepala Desa Kendalrejo, tradisi Petik Laut merupakan bagian penting dari identitas masyarakat pesisir yang harus terus dijaga. "Kegiatan ini bukan sekadar upacara adat, tapi juga bentuk komunikasi antara manusia dan alam. Kami ingin generasi muda, termasuk mahasiswa KKN, dapat memahami makna di balik tradisi ini dan ikut menjaga keberlangsungannya," ujar beliau dalam sambutannya.
Bagi mahasiswa BBK 6 UNAIR, keikutsertaan dalam kegiatan ini membuka wawasan baru mengenai budaya lokal di luar bangku perkuliahan. Salah satu peserta KKN mengungkapkan rasa kagumnya terhadap pelaksanaan acara yang berlangsung secara alami namun penuh makna. "Kami sangat bersyukur bisa menyaksikan langsung tradisi yang sebelumnya hanya kami baca di buku. Ini menjadi pengalaman yang sangat berharga," ujarnya.
Tradisi Petik Laut juga menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong warga desa. Persiapan dilakukan secara kolektif, mulai dari membuat sesaji, membersihkan area pesisir, hingga mengatur jalannya acara. Semua dilakukan dengan semangat kebersamaan yang khas masyarakat desa.
Kehadiran mahasiswa KKN dalam tradisi Petik Laut bukan hanya sebagai tamu, tetapi juga sebagai pelajar budaya yang ikut meresapi nilai-nilai lokal. Kegiatan ini menegaskan bahwa budaya dan tradisi masih hidup dan terus diwariskan di tengah tantangan zaman. Dari Erpach hingga Kendalrejo, dari hutan bakau hingga laut lepas, masyarakat Banyuwangi menunjukkan bagaimana hubungan manusia dan alam dapat terjalin secara harmonis melalui tradisi yang diwariskan turun-temurun.
Tradisi Petik Laut menjadi pengingat bahwa kearifan lokal bukan hanya warisan budaya, tetapi juga pijakan masa depan dalam menjaga lingkungan dan memperkuat identitas masyarakat pesisir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI