SeninDirektorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun Program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) Â yang mengkhususkan mahasiswa menyalurkan ide dan pengetahuan di Sekolah Dasar (SD) berbagai desa/kota di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kompetensi baik soft skills maupun hard skills agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang ikut berpartisipasi dalam program MBKM Kampus Mengajar yang juga  memiliki rogram Kuliah Kerja Nyata (KKN)  sehingga bagaikan menyelam sambil minum air para mahasiswa sekaligus melakukan KKN di lokasi yang ditentukan. SD Negeri 2 Suru yang berada di kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk ini menjadi lokasi yang dipilih.
Lokasi yang cukup terpencil dengan sumber daya manusia yang relatif banyak ada sekitar 85 Siswa di SD tersebut yang masih rendah tingkat literasi dan numerasinya. Terlebih adanya Pandemi Covid 19 yang membuat keterhambatan proses belajar mengajar di SD Negeri 2 Suru tersebut, selama 5 Bulan.
Focus mahasiswa adalah meingkatakan literasi dan numerasi bagi siswa-siswi SD dan pengaplikasisnnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini upayakan melalui beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah membiasakan siswa-siswi bercerita tentang pengalamannya di depan kelas agar melatih percaya diri dan berliterasi lewat Bahasa dan kosa kata yang digunakan.
Pojok baca, sebagai fasilitas bagi siswa membaca, belajar dan menambah pengetahuan umum selain terkait pelajaran. Melalui pojok baca juga siswa siswi dapat bertukar pengetahuan sehingga suasana sekolah lebih nyaman.
Sedangkan sebagai bentuk peningkatan numerasi adalah dengan melakukan pembelajaran sambil bermain menggunakan permaianan Piramida Operasi Bilangan yang di buat oleh mahasiswa. Permainan ini juga dapat di mainkan oleh kelas 4,5, dan 6 yang berbentuk seperti permainan Ular tangga disetiap pemberhentian akan di beri soal dan lanjut jika bisa menjawab. Dengan hal-hal yang sederhana seperti ini sebenarnya sedikit demi sedikit kemampuan siswa siswi terkait literasi dan numerasi meningkat secara bertahap tentunya harus ada pendampingan dan control dari guru.