Mohon tunggu...
Arunika Satvika
Arunika Satvika Mohon Tunggu... KKM 08 UIN Malang 2024-2025

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Santri Milenial sebagai Pelopor Peradaban Bangsa

16 Oktober 2022   21:19 Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:32 1982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERAN SANTRI MILENIAL SEBAGAI PELOPOR PERADABAN BANGSA

Santri adalah seseorang yang sedang bersekolah di sebuah pondok pesantren dengan membawa bekal ilmu agama yang mendalam. Santri pada saat ini memiliki istilah kerenyaitu santri zaman now atau santri milenial.  Santri milenial adalah bagian dari generasi milenial yang tentunya tidak terlepas dari karakteristik generasi milenial itu sendiri. 

Menurut Hassanudin Ali dan Lilik Purwandi, dalam bukunya yang berjudul Millenial Nusantara, yang dimaksud dengan generasi milenial adalah generasi yang dilahirkan pada tahun 1981-2000.

Sebagai generasi yang lahir dalam kurun tertentu, dalam Millenial Nusantara dijelaskan bahwa setidaknya ada tiga karakteristik yang dimiliki generasi milenial, yaitu confidence (percaya diri) creative (karya akan ide dan gagasan), dan connected (pandai bersosialisasi dalam berbagai komunitas). Karakteristik ini yang tentu juga dimiliki oleh santri zaman now sebagai bagian dari santri milenial.

Seorang santri menempuh pendidikan di sekolah yang berbasis pondok pesantren, mereka tinggal di asrama selama menempuh pendidikan hingga lulus. Sekolah berasrama dengan pendidikan agama yang mendalam menjadi ciri khas pondok pesantren. Sebagai seorang santri harus rela untuk jauh dari orang tua, keluarga serta meninggalkan rumah demi menuntut ilmu dengan harapan menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa depan dalam masalah dunia maupun akhirat. Seorang santri biasanya memiliki ciri khas dalam berpakaian, seperti memakai peci dan memakai sarung. 

Selain itu seorang santri juga diajarkan untuk hidup dalam kesederhanaan dan kemandirian. Bangun pagi, tidur larut malam sudah menjadi kebiasaan seseorang ketika orang tersebut menjadi santri. Mulai dari sholat tahajud, tadarus Al-qur'an, serta mengaji kitab-kitab yang umumnya ada di pesantren, belum lagi jika mereka memilih untuk menghafal Al-qur'an. Masyarakat juga memberi kepercayaan kepada santri untuk terjun berdakwah dengan membawa bekal ilmu nya yang di ajarkan di pondok pesantren. Bersama-sama belajar dengan masyarakat mengadakan sebuah pengajian, mengajar TPA, menjadi Imam dan sebagainya.

Islam menjadi Agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Di negara ini, tidak heran jika banyak sekali sekolah agama atau pondok pesantren yang menyebar luas ke seluruh pelosok nusantara. Sekolah berasrama dengan pendidikan agama yang mendalam menjadi ciri khas pondok pesantren. Jika kalian sedang menempuh ilmu disini maka kalian disebut sebagai seorang Santri. Santri adalah seseorang yang sedang bersekolah di sebuah pondok pesantren dengan membawa bekal ilmu agama yang mendalam. Indonesia memiliki banyak pondok pesantren yang tersebar di seluruh daerah yang ada di Indonesia. 

Sejarah telah mencatat, peran santri dalam mengabdikan diri bagi umat dan bangsa sejak periode penjajahan sampai periode kemerdekaan dan  sampai hari ini. Dengan pengabdiannya itu, santri telah mampu mewarnai berbagai dinamika kehidupan berbangsa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, dinamika kehidupan berbangsa juga mengalami perubahan, salah satunya disebabkan oleh cepatnya arus informasi melalui berbagai macam media yang berbasis kemutakhiran teknologi. Begitu pula dengan fenomena santri saat ini yang juga tidak terlepas dari pengaruh media dan informasi. 

Era digital yang kian memudahkan lalu lintas informasi juga turut mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku santri. Perilaku-perilaku seperti cara berpakaian, musik favorit, kisah asmara, sampai kepada way of life santri mengalami berbagai macam perubahan. Perubahan ini tentu dapat bernilai negatif maupun positif, tergantung bagaimana santri dapat memfilter dampak yang terjadi serta keteguhannya untuk tidak meninggalkan identitasnya sebagai santri. Jika di zaman pergerakan para santri berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan, maka sudah menjadi tanggung jawab santri pula untuk memajukan bangsa dan negara.

Sementara tantangan terbesar santri, selain harus mampu membumi bersama rakyat, ia juga harus melek teknologi terutama media digital online dimana ujaran kebencian dan berita hoaks menjadi hal yang meresahkan serta menjadi pemicu disintegrasi bangsa. Selain melakukan perlawanan, bagi santri yang memiliki kemampuan menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan, maka sudah menjadi tugas dan tanggungjawabnya untuk menulis serta menyebarkan tulisan kepada khalayak yang lebih luas. Tetapi yang perlu diingat kembali, untuk memasuki media digital, santri juga harus dibekali dengan kapasitas diri dan literasi yang baik. Sehingga ketika melakukan counter opini akan mampu menjelaskan kepada publik secara lebih jelas bagaimana dan apa sebenarnya yang terjadi.

Setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan seorang santri dalam mempersiapkan diri agar bisa menjadi pelaku sejarah serta pelopor kemajuan peradaban di Indonesia berdasarkan realitas yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun