Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjumpai Psikolog atau Psikiater, Kenapa Harus Malu?

13 Oktober 2020   15:13 Diperbarui: 13 Oktober 2020   15:18 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: pinterest.com/Embellishment Drawing

Mendengar kata Psikolog atau Psikiater, dalam pikiran kita sudah terpola, jika seseorang menjumpai Psikolog atau Psikiater, maka akan terdengar desas desus, si pulan sudah "GILA" kemarin dia pergi menjumpai Psikolog, bla.. bla.. bla... 

Karena hal ini terkadang seseorang yang butuh bantuan Psikolog jadi tidak berani menjumpai Psikolog, takut dibilang "GILA"

"GILA" Sebuah kata yang sering kita dengar untuk mendeskripsikan seseorang dengan Gangguan Jiwa kronis, dengan gejala bicara kacau, bicara sendiri, keluyuran tanpa arah tujuan, berpakaian tidak sesuai atau tidak menggunakan pakaian sama sekali.

Untuk lebih menghargai sesama manusia telah di sepakati bersama di dunia kesehatan kata "GILA " diganti menjadi Orang Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ). Nah, kembali lagi ke permasalahan sebelumnya, apakah saat seseorang menjumpai Psikolog atau Psikiater berarti orang tersebut ODGJ...? Jawaban nya bisa "YA" bisa juga "TIDAK"

Ada sebagian orang dengan status mental yang tidak mengalami gangguan sama sekali tapi menjumpai Psikolog, untuk apa...? 

Psikolog adalah seorang ahli dalam ilmu psikologi yang berfokus pada pikiran dan prilaku seseorang.

Salah satu alasan menjumpai Psikolog untuk mengarahkan seorang anak tentang minat dan bakatnya sesuai dengan kepribadian anak tersebut. 

Alasan lain menjumpai Psikolog bisa jadi untuk menilai tingkat kemampuan IQ seseorang, dan ada lagi alasan lain untuk konsultasi tentang cocok tidaknya seseorang di bagian tertentu pada sebuah pekerjaan. Ini hanya pembahasan secara umum, tentu saja banyak lagi yang bisa kita konsultasi kan pada Psikolog.

Terlepas dari menata kepribadian dan prilaku klien dalam kehidupan sehari-hari, Psikolog juga tentu saja tempat kita berkonsultasi jika kita mengalami masalah kehidupan ringan atau berat yang dapat mengganggu aktivitas kita sehari hari. 

Sebagian orang yang mengalami masalah ringan atau berat dalam hidup, cenderung juga mengalami gangguan jiwa ringan.

Apa saja masalah-masalah (gangguan jiwa ringan) yang dapat mempengaruhi kehidupan kita sehari hari...?

-Cemas, cemas berlebihan atau gampang cemas merupakan gangguan jiwa ringan yang terkadang tidak kita sadari.

-Fobia atau ketakutan pada hal-hal tertentu, atau pada keadaan tertentu, atau juga pada benda tertentu.

-Gangguan pola makan, disini bisa jadi Klien tidak mau makan (tidak ada nafsu makan) atau terlalu banyak makan.

-Gangguan pola tidur, meliputi tidak bisa tidur sama sekali atau terlalu banyak tidur

-Mudah marah, cepat tersinggung atau emosian.

-Mudah curiga pada orang lain.

-Tidak bisa berinteraksi sosial, atau bermasalah dalam berinteraksi dengan orang lain.

-Berduka berkepanjangan akibat dari meninggal dunia salah satu anggota keluarga, atau berduka berkepanjangan karena kasus perceraian.

-Dan masih banyak lagi contoh masalah psikososial yang mengantar kita menjumpai Psikolog.

Jika kita punya masalah psikososial seperti tersebut, kita wajib memang menjumpai Psikolog untuk konsultasi. Mengapa...? Karena masalah-masalah tersebut jika dalam gejala ringan tidak teratasi, bisa menyeret kita terdiagnosa Gangguan Psikotis, Gangguan Bipolar, Skizofrenia, PTSD, dan berbagai jenis Gangguan Jiwa lainnya.

Jika gejala nya sudah kronis, Psikolog akan mengirim Kliennya ke Psikiater ( Dokter Spesialis Jiwa), karena pada gejala yang berat, klien juga harus disertai dengan obat-obat golongan psikotik, anti depresan, anti anxietas, dan lain lain. Bahkan ada yang tak cukup hanya dengan obat oral saja, harus ditambah dengan obat injeksi dan perawatan di Rumah Sakit Jiwa.

Jadi... Kita pilih mana sekarang..?

Pilih menjumpai Psikolog dan Psikiater saat kita punya masalah-masalah psikososial (gejala-gejala ringan gangguan jiwa), atau pada saat gejala-gejala sudah kronis. 

Tentu saja kalau gejala-gejala nya sudah berat, Klien di bawa ke IGD RSJ terdekat dan Klien ke RSJ bukan atas kemauan klien itu sendiri, bisa dibawa oleh keluarga atau dinas terkait lainnya. 

Jadi, menjumpai Psikolog atau Psikiater, kenapa harus malu...????

Banda Aceh, 13 Oktober 2020

Penulis,
Ismuziani, A.Md.Kep
Perawat Pelaksana RSJ Aceh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun