Mohon tunggu...
Ismail Umar Sanji
Ismail Umar Sanji Mohon Tunggu... Lainnya - Saatnya Dunia Ditangan

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Nyata Masa Kecil Sampai S3

30 Juli 2020   00:24 Diperbarui: 30 Juli 2020   00:20 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto rumah keluargaku Lebaran Id 1441 H / Dopri

Awal dari kisah masa kecil

Suatu hari seorang ibu melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki, yang merupakan anak pertamanya setelah sekian lama menantikan seorang anak, subuh ketika itu, di suatu desa dimana terletak  sebuah seperkampungan kecil dan sangat terpencil sangat jauh dari keramaian desa apalagi kota. 

Sungguh kehidupan saat itu sangat susah bagi seorang ibu yang baru belajar menyusui ditengah kegelapan malam tanpa sinar lampu, hanya lampu obor berbahan bakar minyak tanah yang menerangi ruangan. gelapnya malam sering kali mewarnai kala itu ditambah dinginnya cuaca siang dan malam, belum lagi angin kencang yang datang seakan-akan ingin merobohkan rumah panggung milik sang ibu.

Masa berganti masa, tak terasa bayi itu tumbuh berkembang menjadi seorang anak berumur 8 tahun lalu kemudian anak itu dimasukkan bersekolah di dekat rumah tempat tinggalnya, dibawah kolom rumah warga anak itu diserahkan oleh ibunya untuk belajar bersama anak sebayanya, dibawah kolom rumah warga itu pulalah anak itu memulai karirnya menjadi penuntut ilmu, di pagi hari anak itu selalu diantar oleh ibunya untuk kembali menimbah ilmu dari para gurunya, kegiatan itu berlanjut selama enam (6) tahun lamanya. 

Setiap hari sang ibu menjadi pendamping anaknya ke sekolah, sesekali diganti oleh sang ayah untuk mendampingi anaknya ke sekolah walau sekolahnya dibawah kolom rumah warga, namun sang ibu dan bapak berkeinginan agar anaknya bisa bersekolah dan kelak menjadi anak yang berpendidikan tak seperti dirinya yang tak pernah sekolah.

Kedua orang tua (ibu dan ayah) anak itu memang  tidak pernah sekolah, apalagi ibu dari anak itu tidak tahu sama sekali menulis dan membaca terlebih lagi untuk berbahasa. Tapi dari ketidak mampuan menulis dan membaca ibu ini ternyata tersimpan keahlian khusus dalam membaca ayat Al-Qur'an, ibu dari anak ini sangat mahir membaca alqur'an meskipun tidak tahu menulis dan membaca yang lain (selain Alqur'an). 

 Ibu yang bermodal kemampuan membaca alqur'an ini, lalu kemudian mengajari anaknya membaca alqur'an setiap hari di pagi dan sore hari, kegiatan ini berlanjut terus sampai anak ini terpisah dari ibunya.

BERSAMBUNG.....!

sumber cerita dan kisah sengaja tidak di sebutkan dalam awal kisah ini karena akan dikemukakan di akhir cerita nanti.

Kompasianer Ismail Umar Sanji 

Maros, 29 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun