Mohon tunggu...
ismail sayuti
ismail sayuti Mohon Tunggu... Lainnya - Hutan leuser

Pencinta alam dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rangkaian Ritual Petani Sawah Dalam Tradisi Suku Gayo

26 Juni 2022   01:32 Diperbarui: 26 Juni 2022   01:41 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ritual kenduri di sumber mata air, dokpri

Bercocok tanam bagi suku Gayo merupakan warisan dari nenek moyang yang hingga saat ini masih tetap di lestari. Meskipun pola bertani secara tradisional sedikit demi sedikit telah beralih seiring berkembangan zaman, pun demikian perubahan tersebut ikut berpindah estapet dari petani tradisional kepada petani modren atau dalam istilah lain di sebut petani melenial.

Cara bertani secara modrent lebih mengandalkan tenaga mesin sebagai ganti tenaga manusia, namun ritual bertani sedari turun terumun hingga saat ini masih relavan dan tetap dijaga kearifan lokalnya.

Ritual bertani dalam tataran adat suku Gayo sangat kentara pada petani sawah dari pada petani ladang atau kebun. Bertani sawah dalam suku gayo Banyak terdapat ritual atau kenduri baik itu acara ritual dilakukan secara kelompok maupun individu. Tujuan sederhananya untuk mencari keberkahan, keselamatan dari hama tanaman dan hasil yang berlimbah sekaligus acara di silaturahmi antara sesama petani.

Berikut merupakan kenduri kesawah bagi adat suku gayo.

1. kenduri ulu naih (kenduri di lokasi sumber mata air).

Kenduri ini di laksanakan pada saat mau turun kesawah di mana para petani melaksanakan kenduri di hulu sungai atau sumber mata air (irigasi) secara bersama sama. Baru setelah itu di laksanakan gotong royang membersihkan saluran irigasi ke sawah sawah masyarakat.

2. Kenduri nyangkul

Kenduri ini di lakukan masing masing individu dengan melaksanakan kenduri di sawahnya dan berdoa, tujuannya supaya dalam proses menyiapkan lahan tak terkendala dan selamat dari ancaman bahaya.

3. Mulut ninih (Maulid bibit)

Kenduri ini biasanya di lakukan di mushola desa setempat,dimana para petani membawa bibit masing masing ke acara tersebut sedikit sedikit. bibit yang bawa tersebut ikut di doakan pada acara zikir maulid nabi dan acara kenduri tersebut.

4. Kenduri longom

Kenduri ini biasa di lakukan setelah umur padi menginjak 1,5 bulan atau paska membersihkan rumput. Dengan melibatkan seluruh petani sawah dan membawa daun daunan sebagai peusejuk kemudian di tarok di pematang sawah masing mading petani setelah ritua kenduri.

5 mulud beret ( maulid burung pipit).

Kenduri ini di lakukan setelah padi mulai berisi dan bernas padinya, ritual ini di laksanakan zukir maulid nabi dandi akhiri acara kenduri, supaya hama burung pipit tidak ganas dan merugikan produksi hasil padi para petani.

Ritual kenduri di sumber mata air di desa uring, kecamatan Pining, Gayo lues/dokpri
Ritual kenduri di sumber mata air di desa uring, kecamatan Pining, Gayo lues/dokpri
6. Kenduri Panen

Kenduri ini biasanya dilakukan oleh masing masing individu sebagai bentuk syukur atas hasil padinya tahun ini dan menggunakan padi yang yang baru sebagai bahan untuk di kendurikan.

Itulah rangkaian ritual bertani secara tradisional oleh masyarakat suku gayo. Ritual itu tetap di lakukan setiap akan melakukan bercocok tanam.

Sejatinya, rangkaian ritual tersebut sebagai ujud syukur atas limpahan rejeki yang diberikan oleh sang Khalik, melalui bulir padi dan sebagai makanan pokok masyarakat supaya ada keberkahan di dalamnya.

Sebelumnya para petani melakukan penanaman 2 kali dalam setahun yakni bibit pariates lokal. Namun dengan kehadiran bibit unggul bantuan pemerintah dan umur padi semakin singkat dan para petani melakukan penanaman 3 kali dalam setahun. Meskipun sebagian masyarakat bercocok tanam bukan merupakan  penghasilan utama  simpan namun penghasilan dari sumber yang lain seperti petani kebun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun