Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kallanomics Menggema di ITB

15 Januari 2020   10:20 Diperbarui: 15 Januari 2020   10:27 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bandara terbaik didunia memiliki kesamaan: Nyaman, Efisien dan Simpel. Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar dan Bandara Kuala Namu di Medan adalah dua pertama di Indonesia yg di desain menggunakan prinsip diatas.

Saya mendorong segera dibangun bandara Kuala Namu ditahun 2006. Kemudian Kemenhub dan Pemda Sumut membuat 2 desain yaitu adat Batak dan Melayu. Saya katakan ke gubernur, jika yg dipilih desain Batak, maka masyarakat Melayu pasti akan protes dan demikian sebaliknya. Padahal suku terbanyak yg tinggal di Sumut adalah Suku Jawa.

Karena Gubernur tidak berani merubah dengan alasan partisipasi masyarakat, akhirnya saya, sebagai Wapres memutuskan agar bandara mengedepankan disain modern yg memgutamakan fungsi, efisien dan nyaman.

Diskusi dan proses yg sama saat membangun bandara Sultan Hasanuddin. Bandara baru tsb didesain dgn gaya Bugis dan Toraja dgn arsitek dari Perancis dan pinjaman dari Perancis. Pemerintah memutuskan agar disain dan pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh arsitek dan kontraktor nasional dgn dana dlm negeri dan material produk sendiri.

Alhamdulillah, dgn tenaga dan sumber daya sendiri, akhirnya terwujud bandara seperti sekarang. Proses pembangunan bandara lebih cepat dan biaya lebih murah yaitu sekitar 40% dari disain awal arsitek Perancis. Biaya berhasil dihemat dari 4.5 T menjadi hanya 1.8 T.

4. Memujudkan Panser Produk Indonesia.

Pada awal 2000-an, kondisi perlengkapan militrr kita sangat memperihatinkan. Jangankan bertempur, sekedar latihan kendaraan tempur kita jauh dari layak sehingga sering terjadi kecelakaan.

Kami kumpulkan beberapa pihak yg mempunyai keahlian di bidang komponen utama panser, kami mengundang PT. Pindad, PT. Krakatau Steel, PT. LEN Industri, PT United Tractor, PT Bukaka serta pakar dari BPPT dan ITB. Sangat mengembirakan, ternayata semua mempunyai keahlian yg dibutuhkan

Hingga saat ini telah diproduksi 400 unit Panser Anoa (nama panser buatan Pindad, nama hewan endemik Sulawesi) dgn harga 50% dari harga impor. Bahkan panser Anoa memenuhi spesifikasi UN (PBB) dan dipakai oleh pasukan pemelihara perdamaian di berbagai wilayah konflik.

5. PLTA yang Mandiri.

Dibidang listrik kami fokus pada PLTA karena energi terbarukan yg tdk memerlukan batu bara, minyak bumi atau gas yg harganya naik turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun