Mohon tunggu...
Iskandar Idris
Iskandar Idris Mohon Tunggu... -

Senang Menggunakan Baju --> www.kampoengmerdeka.com\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

3 Lembar Kertas Untuk SD Tengah Empang (part 2)

30 Januari 2012   14:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:16 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami sempat urung niat untuk melanjutkan perjalanan membelah sungai, karena selain anto, kami bertiga lainya hanya mengaku pintar - pintar sedikit berenang(entah ini demi gengsi atau benar adanya). Atas kenyakinan Anto bisa menjadi kapten perahu untuk perjalanan membawa 3 lembar kertas ini, kami siap untuk melanjutkan esok pagi. Pukul 9.00 WITA , kami langsun mengarah ketempat bersandarnya perahu yang selalu di tunggangi guru - guru yang ingin menyebrang. Sepertiya sungai sedang surut, dan perahu itu terikat di atas lumpur yang tak berair. Maka kami harus mendorongnya hingga ke sungai. Seperti halnya mendorong kapal Pinisi hingga kelaut, kami terlihat kompak dan berseru, 1 ... 2 ... 3 ... dorong ... 1 ... 2 ... 3 ... dorong. Hingga akhrinya perahu rakit berwarna biru itu sampai pada landasanya. [caption id="attachment_1150" align="aligncenter" width="500" caption="Mejeng dulu sebelum menyebrang"][/caption] Saat perahu sudah di tunggangi bapak marcopolo kami "anto", kami saling dorong, siapa yang harus duluan meyebrang ikut bersama anto. karena perahu terlihat oleng - oleng dan tak seimbang, yang kadang ke kiri kadang ke kanan. kami menjadi gemetar untuk naik. akhirnya idiel sang pemberani (katanya) yang ingin duluan naik. [caption id="attachment_1151" align="aligncenter" width="500" caption="Berusaha mendorong perahu ke sungai"][/caption] Anto terlihat profesional mendayung perahu, dan idiel yang duduk di depan, tampak diam tak berguma, mungkin dia sedang berdoa secara khsuyuk. setelah idiel tiba di seberang, anto kembali ke pelabuhan untuk menjemput kami. Awalnya saya dan takdir ingin bertiga naik, tapi perahu sangat oleng, jadi saya lebih memilih mengalah ( alasan yang pantas karena saya masih takut , hehehe ). [caption id="attachment_1152" align="aligncenter" width="500" caption="Kami mencoba naik perahu, dan terlihat kondisi perahu oleng."][/caption] Takdir naik ke armada perahu rakit sambil bertasbih di lengkapi dengan membawa kamera DSLR kesayanganya, tapi belum perahunya di dayung, Takdir berteriak, untuk sekiranya, perjalanan ini di hentikan karena perahu sangat goyang padahal ombak tidak deras. Anto hanya tertawa dan mendayung perahunya hingga kesebelah. [caption id="attachment_1153" align="aligncenter" width="500" caption="Bergaya dulu walau dalam keadaan gemetaran"][/caption] Tiba masa saya di jemput, lututku semakin kencang bergerak, perahu oleng tapi saya lanjutkan dengan berdoa "Ya Allah, semoga perahu ini tidak terbalik seperti yang di ceritakan ibu guru kemarin". Seperitnya Allah mengabulkan doa ku, dan memberikan saya ketenangan. Saya kemudian mencoba meminjam alat dayung yang digunakan anto. Dengan perlahan saya mendayung tapi nihil perahu mungil itu hanya berputar putar pada tempatnya. Naas memang , sepertinya saya harus kursus 6 semester untuk mendayung. akhrinya saya menyerahkan alat dayung dan kami tiba di seberang. [caption id="attachment_1154" align="aligncenter" width="500" caption="| Saya samping kiri | Idiel tengah | Anto ( Marcopolo ) | karena takdir merupakan photograper kami jadi beliau tidak sempat mejeng bersama kami |"][/caption] [caption id="attachment_1156" align="aligncenter" width="500" caption="Cuci kaki dulu ..."][/caption] Sesampainya di SD Gusung, saya hanya mendaptkan hanya 2 guru saja dan katanya kepala sekolah sedang keluar. Jumlah siswa sangat sedikit kurang lebih 30 sampai 35 orang dan menggunakan alas kaki  bukan merupakan kewajiban seperti halnya di SD kota. Para siswanya pun dengan riang meyambut kami dan sebagian mengambilkan air dari empang untuk membersihkan kaki kami yang berlumpur. [caption id="attachment_1155" align="aligncenter" width="500" caption="Walau tanpa alas kaki, Takdir tetap eksis berbagi ilmu."][/caption] Awalnya kita hanya berniat datang membawa 3 lembar soal, tapi setiba di lokasi, kami menambahkan untuk berbagi ilmu sejenak sebelum memberikan soal kepada 3 murid yang ingin mengikuti lomba cerdas cermat. Dengan penampilan menggulung celana dan tanpa alas kaki, kami dengar riang bermain sambil belajar bersama sahabat - sahabat siswa SD GUSUNG. #salam.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun