PETIR menggelegar,  Anto kaget setengah mati. Namun  ia terus memacu motornya. Dia hanya ingin memenuhi permintaan Mama. Sejak di pertigaan Jalan Raya Ciputat hujan telah turun, tapi Anton tak peduli. Sekarang hujan telah bergabung dengan petir. Ia mulai ragu mencari alamat Kayu Manis Ketering.  Walau alamatnya sangat jelas, Jalan Raya Curug Topik,  Perumahan Gading Depok,  Blok G, No. 16, Kelurahan Curug,  Kecamatan Bojongsari,  Kota Depok. Â
Ditengah pergumalan batin antara takut dengan petir dan keinginan memenuhi perintah Mama, Anto menepi sebentar di sebuah toko kue. Â
Dalam hatinya berkata, "Mah Anto takut petir. Â Tapi demi mewujudkan perintah Mama, Anto akan terus mencari sampai ketemu."
Anto kembali menyalahkan sepeda motor honda fit keluaran tahun 2005 yang telah menjadi teman setia kemana pun dirinya pergi.
Setelah satu jam berputar di Kecamatan Bpjongsari. Â Ia masih belum menemukan alamat yang dicari. Â Anton memutuskan mampir ke warung indomie.
Baru saja ia merebahkan bokongnya di kursi panjang khas warkop. Â Teleponnya berdering. Â Dari nada dering, ia sudah tahu siapa yang menelepon.
"Assalamualaikum, kamu pasti ngecek aku ya," kata Anto bercanda.
Diujung telepon, Alpiah yang kangen pacarnya itu tertawa kecil. "Walaikumsalam, Â kok begitu. Jangan sudzon dong. Â Aku cuma mau kasih tau kalau kamu gak bisa jemput hari ini biar aku naik aplikasi darling, " katanya.
Alpiah melanjutkan, aku senang kamu bantu Mama, lebih seneng lagi kalau kamu bisa nemuin Bu Suci Dewi pemilik Kayu Manis Ketering. Â
"Kapan lagi kamu bisa nyenengin hati Mama, " ucapnya.
Anto senang mendengar ucapan Alpiah. Â "Maaf ya, Â untuk hari ini aku gak bisa jemput. Kamu jadi gak bisa meluk aku, " ujarnya.