Mohon tunggu...
Isharyanto Ciptowiyono
Isharyanto Ciptowiyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencari Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jackson, Hakim Kasus Microsoft yang Awam Teknologi

16 Juni 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:56 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13713890931175411275

Thomas Penfield Jackson, 76 tahun, seorang hakim federal yang mengeluarkan putusan di tahun 2000 bahwa Microsoft merupakan monopoli predator sehingga perusahaan itu harus dipecah menjadi 2 perusahaan, meninggal dunia pada Sabtu (15/6) karena kanker.

Selama berkarier sebagai hakim di District of Columbia, Jackson menghadapi banyak perkara besar. Pada tahun 1988, dia menjatuhkan pidana denda kepada mantan pembantu Presiden Reagen, Michael K. Deaver, sebesar US $100.000 karena terbukti berbohong saat memberikan kesaksian di bawah sumpah tentang aktivitas lobi. Pada tahun 1990, dia menjatuhkan pidana atas kepemilikan kokain pada mantan Walikota Eashington, Marion S. Barry Jr. Pada tahun 1994, dia memerintahkan Senator Bob Packwood  supaya memberikan buku catatan harian pribadinya yang berisi tindakan pelecahan seksual kepada para staf dan orang lain, kepada Komite Etik Senat, yang membuahkan pemecatan atas diri wakil rakyat tersebut.

Tetapi sosok hakim yang kekar dan berambut perak ini, yang terkenal kegemarannya mengunyah es, keterusterangan yang cenderung kasar, dan intonasi suara bariton, menjadi  figur yang paling menarik perhatian dalam pelaksaan persidangan atas tuntutan persaingan usaha tidak sehat terhadap Microsoft Corporation pada tahun 1998-1999, salah satu perkara antimonopoli terbesar sepanjang sejarah.

Mengingat tuntutan antimonopoli oleh pemerintah kepada IBM dulu memakan waktu hingga 13 tahun dan terjadi hal serupa dalam kasus AT&T yang melibatkan jutaan dokumen, Jakcson membatasi setiap persidangan hanya menampilkan 12 saksi dan memaksa pengacara untuk menyampaikan kesaksian tertulis. Proses persidangan itu sendiri memakan waktu 76 hari.

Sebagai orang yang awam teknologi dan menulis pendapat hukum melalui tulisan tangan serta menggunakan komputernya terutama hanya untuk mengirimkan surat elektronik guyonan, Hakim Jackson menolak pendapat Microsoft, bahwa perusahaan tersebut mustahil untuk menghapus Internet Explorer Web dari sistem operasi yang dibentuknya sendiri. Oleh karena tidak ada juri, maka Jackson dengan bebas menyampaikan emosinya dan menebarkan pandangan serta menertawakan kesaksian tersebut.

Saat para pengacara mengeluhkan bahwa  keterangan banyak saksi ahli dari Bill Gates dalam bentuk rekaman video yang dipertunjukkan di ruang sidang dipotong sehingga secara bebas sering tampak ujaran yang mengatakan “saya tidak tahu”, Jackson berujar, “yang bermasalah adalah saksi dari Anda, dan bukan bagaimana cara mempertontonkan kesaksian tersebut.”

Jackson memberikan pernyataan pers selama persidangan berlangsung dan kebiasaan itu berlangsung hingga tiba waktunya dia mengeluarkan putusan. Jackson melakukan itu supaya para awak media mengetahui pertimbangan-pertimbangannya dalam pemberian putusan dan semua dilaksanakan menurut aturan bahwa keterangan-keterangan itu disampaikan sebelum putusan itu disebarluaskan. Komentar-komentarnya selalu ditungguh. Jackson memberikan ujaran kepada pers bahwa Bill Gate—pendiri Microsoft—menjalankan konsep diri yang berwatak Napoleonisme dan membandingkan bahwa melindungi Microsoft sama saja dengan memproteksi kawanan berandalan yang melakukan pembunuhan. Pada 7 Juni 2000, Jackson memerintahkan agar perusahaan Microsoft dipecah menjadi dua: satu perusahaan yang mengelola sistem operasi Windows dan yang lainnya mengelola produk perangkat lunak.

Setahun kemudian, pengadilan banding di Washington menilai bahwa kebiasaan Jackson memberikan komentar selama penyelenggaraan persidangan memberikan kesan bias atas independensinya. Oleh sebab itu, pengadilan melepas kewenangan Jakscon untuk memeriksa kasus itu lebih lanjut dan membatalkan perintah untuk memecah Microsoft yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya, pengadilan menyerahkan pemeriksaan perkara tersebut kepada kepada Hakim Collen-Kollar Kotelly. Penilaian itu tidak menghapus pernyataannya pada bulan April 2000 yang menetapkan Microsoft melakukan monopoli karena pendapat tersebut dikeluarkan sebelum banyak melakukan wawancara dengan para wartawan.

Pemerintahan Presiden Bush kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan perkara itu di pengadilan dan memilih untuk melakukan negosiasi.  Hakim Kollar Kotelly menyetujui persetujuan negosiasi tersebut pada bulan November 2002.

Jackson lahir di Washington pada 10 Januari 1937 dan menjalani kehidupan hingga dewasa di Kensington. Ayahnya, Thomas Swearing Jackson telah menjalani praktik sebagai pengacara di Washington. Jackson berkesempatan untuk belajar secara eksklusif  di St Albans School, Washington,  dengan beasiswa paduan suara. Ketika suaranya berubah, ia kehilangan beasiswa dan dipindahkan  ke  sekolah menengah di Bethesda-Chevy Chase di mana ia  kemudian menekuni sepak bola dan mengelola penerbitan koran sekolah.

Jackson lulus dari Dartmouth dengan gelar dalam studi bidang pemerintahan, menghabiskan tiga tahun di Angkatan Laut, terutama pada sebuah kapal perusak di Mediterania, dan lulus dari Harvard Law School. Jackson selanjutnya bergabung dengan firma hukum ayahnya, di mana ia menangani kasus malpraktek.  Harian The Baltimore Sun pada tahun 1999 mengutip kemampuannya dalam persidangan kasus itu dengan keterampilan untuk "menghancurkankan  para saksi."

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun