Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menua Bersama dalam Canda

3 September 2021   14:38 Diperbarui: 3 September 2021   14:41 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menua bersama (baladena.id)

Beranjak dari duduk dzikir selepas subuh, kuangkat tubuh tuk pulang. Mengiringi keremangan pagi dengan munajat selalu menenangkan, membahagiakan. Otak dan nurani dibasuh oleh kesahajaan dan eksistensi kehambaan.

Ternyata, kesudahan ritual ini berbarengan dengan pak Denny, jamaah asal Sunda yang selalu ramah. Melangkah mendekat menuju pintu keluar serambi masjid, kami bersalaman. Kamipun menyalami ustadz Wahyu yang sedang duduk bersila. Ini anak muda belia dibandingkan kami berdua.

Di serambi itulah biasanya jamaah berkesempatan bercanda. Sekedar lima atau sepuluh menit. Ringan-ringan saja sambil tertawa bersama. Biasanya sambil sedikit demi sedikit bergeser menuju parkiran, menuju kendaraan masing-masing dan diakhiri dengan saling lempar ucap salam sebelum menderu kembali ke rumah masing-masing.

Kalau yang dibahas sedikit serius? kami duduk-duduk sejenak, lima belas menit hingga setengah jam. Dan walau serius, porsi bercandanya tetap dominan. Itulah cara kami berkomunikasi di usia tak lagi muda.

Nah, menyusul kami yang di serambi luar, hadir pak Aba Muhammad, lalu disusul pak Masykur dan pak Sajiman yang berjalan beriringan. Sepekan terakhir pak Masykur sedikit mengungkap masalah dipinggangnya. Pak Sajiman yang berjalan beriring sedikit meledek canda dengan jalan membungkuk. Aku tertawa dalam hati melihat ulahnya.

Begitulah kami apa adanya. Sudah biasa bercanda dan mengakak bersama. Saling menghormat iya, tetapi sedikit iseng dengan meledek adalah bumbu pelengkapnya. Itulah cara menikmati kebersamaan. Saling menguatkan dan bersama mentertawakan keadaan.

Sambil bersalam-salaman diantara kami berlima, pak Denny melempar info bahwa pak Masykur ternyata baru saja melewatkan siklus tanggal lahir di tanggal 30  September lewat. Usia beliau saat ini 67 tahun. Sahut menyahut kamu kami ucap selamat dan mendoakan semoga selalu sehat.

Beliau pensiunan Brimob yang selalu penuh semangat. Sekali waktu kami bertemu di akhir pekan, di penjual jajanan pasar. Saya sepulang antar istri belanja, beliau  sehabis berolahraga. Malah saya sempat pangling tidak mengenali sesaat, karena outfit beliau ala anak muda. Motor matic besar dan sering mengebut di jalanan. Bukan balapan tetapi laju rata-rata dalam berkendara lebih dari laju saya. Sering dalam perjalanan, saya tersalip. Itu saja buktinya.

Ngomongin umur, kami berlima tanpa terasa sudah berada di usia tua. Setengah abad lebih. Hanya saya dan pak Denny yang dalam hitungan bulan menuju 50 tahun. Pak Aba Muhammad 57 tahun dan bulan Januari depan sudah pensiun. Makanya beliau begitu antusias mengikuti upacara 17 Agustus 2021 baru lalu, karena itulah upacara hari kemerdekaan terakhirnya dwngan status PNS.

Pak Budi yang baru gabung turut nimbrung, berusia 60 tahun sebaya dengan pak Sajiman. Dan siapa yang disepakati awet muda diantara kami ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun