Mohon tunggu...
Irzan AhnafaribShevaldi
Irzan AhnafaribShevaldi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Prodi PGSD'19 UNNES

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Unnes Giat Angkatan 3: Pemanfaatan Sampah Anorganik Menjadi Ecobrick di Dusun Jangkungan

13 Desember 2022   17:53 Diperbarui: 13 Desember 2022   18:13 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan sampah dusun Jangkungan RT 03. Sumber. Dokumentasi Pribadi

Permasalahan sampah plastik merupakan salah satu prioritas yang harus dihadapi bangsa Indonesia, tidak terkecuali pada Dusun Jangkungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Magelang. Bagaimana tidak, dengan keunggulan seperti kuat, ringan, mudah dibawa dan lain-lain menjadikan plastik sebagai barang wajib untuk digunakan tiap harinya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Mahasiswa Unnes Giat 3 di sepanjang jalan Dusun Jangkungan terdapat beberapa titik tumpukan sampah plastik. Hal tersebut akan berdampak buruk terhadap kebersihan dan kesehatan warga setempat.

Salah satu contoh pengolahan plastik yang dilakukan di Dusun Jangkungan yaitu dengan cara di bakar. Warga mau tidak mau melakukan hal tersebut mengingat sampah tersebut sulit terurai. Namun hal yang harus kita ketahui, jika kita membakar sampah plastik akan berakibat pada masalah kesehatan dalam jangka panjang. Bahan kimia beracun yang timbul saat pembakaran sampah plastik diantaranya nitrogen oksida, sulfur dioksida, bahan kimia organik yang mudah menguap (VOC) dan bahan organik polisiklik (POM). Pembakaran plastik juga dapat melepaskan bahan kimia beracun, seperti dioksin. 

Melihat permasalahan sampah plastik yang belum dikelola dengan baik dan juga kurangnya kesadaran warga untuk membuang sampah di tempatnya. Kami Mahasiswa Unnes Giat 3 ingin memanfaatkan limbah sampah plastik sebagai barang yang dapat didaur ulang dan bermanfaat. Salah satu pemanfaatan sampah plastik yaitu dengan pembuatan ecobrick. 

Dokpri
Dokpri

Ecobrick berasal dari kata ecology yang berarti ekologi dan brick yang berarti bata atau bisa disebut juga dengan bata ramah lingkungan. 

Ide ini dicetuskan oleh pasangan suami istri Russell Maier, pria asal Kanada dan Ani Himawati perempuan asal Indonesia yang memiliki rasa kepedulian sangat tinggi terhadap sejumlah negara berkembang, di Asia Tenggara khususnya dalam menghadapi permasalahan sampah plastik di Indonesia (Fathullah, 2018)

 Kegiatan yang dilakukan pada program ecobrick di Dusun Jangkungan dibagi menjadi 3 tahapan:

  • Tahap pertama yaitu dilakukan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK rt 03 dan 04 Dusun Jangkungan mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik dengan benar, kemudian memperkenalkan ecobrick sebagai salah satu cara mengolah sampah plastik. Pembuatan ecobrick sangat mudah dilakukan dan barang yang digunakan pun dapat ditemukan disekitar kita, bahan untuk pembuatan ecobrick yaitu botol plastik dan sampah plastik. Langkah pembuatan ecobrick yang pertama pilah dan bersihkan sampah plastik, bahan utama yang harus tersedia dalam membuat ecobrick adalah aneka sampah plastik. Maksud dari aneka sampah plastik yaitu bisa menggunakan plastik apa pun mulai dari kemasan jajanan, kemasan minuman, kantong plastik sekali pakai (kresek) dan lainnya. Pada pertemuan pertama ini juga ibu-ibu PKK diminta untuk membawa bahan ecobrick yang nantinya dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Sosialisasi ibu-ibu pkk RT 04. Sumber. Dokumentasi Pribadi
Sosialisasi ibu-ibu pkk RT 04. Sumber. Dokumentasi Pribadi

Sosialisasi ibu-ibu pkk RT 03. Sumber. Dokumentasi Pribadi
Sosialisasi ibu-ibu pkk RT 03. Sumber. Dokumentasi Pribadi
  • Tahap Kedua yaitu pengumpulan sampah plastik dari ibu-ibu PKK rt03 dan 04 untuk dijadikan bahan ecobrick.

Pengumpulan Botol Plastik. Sumber. Dokumentasi Pribadi
Pengumpulan Botol Plastik. Sumber. Dokumentasi Pribadi
  • Tahap Ketiga yaitu pembuatan produk ecobrick berupa kursi, meja dan juga gapura Dusun. Pembuatan produk ini dilakukan bersama sama dengan bantuan warga setempat (Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Kepemudaan Dusun).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun