Mohon tunggu...
Irwan Irwansyah
Irwan Irwansyah Mohon Tunggu... Professional Coach

Soft Skilled Trainer Motivator Professional Coach spesialisasi Career Coach, Business Coach and Corporate Coach

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rebound Sebelum Resesi; Cara Cerdas Menjual Saham di Puncak Kedua

4 Mei 2025   09:52 Diperbarui: 4 Mei 2025   09:52 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan salah paham. Rebound bukan pertanda aman. Justru di situlah jebakan terbesar pasar menunggu Anda."

Itulah kalimat yang disampaikan seorang trader kawakan saat saya bertanya mengapa ia menjual hampir semua portofolionya ketika pasar baru saja pulih setelah koreksi. Bagi pemula, ini terdengar aneh. Bukankah saat harga naik kembali setelah jatuh adalah waktu terbaik untuk membeli?

Justru sebaliknya---itulah yang disebut puncak kedua dalam pola "M". Setelah euforia sesaat, pasar yang seakan pulih ternyata hanya menyimpan kekuatan terakhir sebelum ambruk lebih dalam. Pola ini sering muncul sebelum resesi besar, dan hanya mereka yang membaca pola serta psikologi pasar dengan cermat yang bisa keluar dengan selamat---dan untung.

Memahami Pola "M" dan Ilusi Rebound

Pola "M" atau double top adalah formasi teknikal yang mengindikasikan potensi pembalikan arah dari tren naik ke tren turun. Biasanya terjadi ketika harga saham naik ke titik tertinggi (puncak pertama), terkoreksi, lalu naik lagi namun gagal menembus puncak sebelumnya (puncak kedua), sebelum akhirnya jatuh lebih dalam.

Puncak kedua sering kali menipu karena terlihat seperti pemulihan. Banyak investor ritel tergoda membeli kembali, mengira koreksi sudah usai. Padahal, ini adalah "false hope rally" yang kerap didorong oleh pelaku pasar besar untuk mendistribusikan saham mereka kepada publik.

Mengapa Puncak Kedua Adalah Waktu Ideal untuk Menjual?

Volume Mulai Menurun
Pada puncak kedua, volume transaksi cenderung lebih rendah dibanding puncak pertama. Ini menandakan melemahnya minat beli dan mulai dominannya aksi jual terselubung.

Sentimen Terlalu Optimis
Ketika berita-berita mulai positif kembali setelah koreksi, itulah waktu untuk waspada. Pasar sering terlalu optimis sesaat sebelum jatuh.

Institusi Mulai Distribusi
Pelaku besar tidak menjual dalam satu hari. Mereka mencicil distribusi saham ke publik dalam fase rebound. Jika Anda jeli, bisa melihat tekanan jual tersembunyi di balik pergerakan harga yang terlihat naik.

Strategi Menjual di Puncak Kedua

  • Gunakan Indikator RSI dan Volume
    RSI (Relative Strength Index) yang membentuk lower high pada puncak kedua bisa menjadi sinyal divergensi negatif. Jika disertai volume yang mengecil, itu pertanda momentum melemah.
  • Perhatikan Pola Candle dan Resistance
    Jika harga gagal menembus resistance puncak pertama dan membentuk candle reversal seperti shooting star atau bearish engulfing, bersiaplah untuk keluar.
  • Jangan Rakus, Fokus Selamat
    Alih-alih berharap profit maksimal, fokuslah untuk keluar sebelum badai. Menjual di puncak kedua sering kali menyelamatkan Anda dari potensi kerugian besar saat pasar akhirnya runtuh.

Kapan Harus Masuk Kembali?

Setelah penurunan tajam pasca puncak kedua, pasar akan memasuki fase akumulasi. Tanda-tandanya antara lain volume mulai naik saat harga datar, berita cenderung negatif, dan pelaku besar mulai membeli diam-diam. Itulah saat terbaik untuk mulai mengintip peluang lagi---bukan saat rebound palsu.

Penutup
Memahami bahwa tidak semua kenaikan adalah pertanda baik bisa menyelamatkan portofolio Anda. Rebound sebelum resesi adalah kesempatan emas bagi yang siap dan jebakan maut bagi yang lengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun