Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pulang Basamo, Model Mudik Produktif

23 Juli 2015   17:50 Diperbarui: 23 Juli 2015   17:50 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa media membahas dampak ekonomi dari kegiatan mudik lebaran. Trilyunan rupiah menggelinding dari kota besar ke kampung-kampung. Sayang, sebahagian besar bersifat konsumtif dan hanya berdampak positif di jangka sangat pendek.

Namun, perantau Minang sudah lama mempelopori pulang mudik yang bersifat produktif yang disebut dengan "Pulang Basamo" atau pulang bareng antara perantau dari berbagai kota, bahkan berbagai negara, ke kampung di saat lebaran. Dalam hal ini, kampung yang dimaksud adalah "nagari", satuan masyarakat adat Minangkabau yang dalam administrasi pemerintahan berada di bawah level kecamatan. Sebagai contoh, persatuan perantau asal ke-nagari-an Sulit Air dan Saningbakar (Kabupaten Solok) dan Kubang (Kabupaten 50 Kota), terkenal sangat kompak dalam acara pulang basamo. Ratusan bus atau ribuan orang pulang serentak dari Jabodetabek. Belum lagi yang naik pesawat. Sulit Air Sepakat (SAS) adalah organisasi perantau Sulit Air yang punya cabang di Malaysia, Singapura, Australia, Amerika Serikat, dan negara lainnya.

Di kampung mereka berhalal bi halal, sekaligus rapat organisasi. Banyak program yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Pembangunan jalan, bendungan, masjid, gedung serbaguna, sekolah dan madrasah, pendirian dan pengembangan koperasi serta Bank Perkreditan Rakyat adalah contoh program yang banyak dilakukan oleh para perantau di Sumatera Barat. Memang operator program adalah kontraktor lokal, tapi secara periodik dipantau pengurus organisasi perantau.

Jadi, kalau sekarang banyak kemajuan di Provinsi Sumatera Barat, jangan diklaim sebagai sukses pemerintah daerah, apalagi sukses pribadi seorang bupati. Peran perantau termasuk dominan, jangan dilupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun