Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Beli Kacang Pistachio, Enak Pakai Kulit atau Telanjang?

30 Agustus 2025   10:10 Diperbarui: 30 Agustus 2025   10:10 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kacang Pistachio khas Saudi | dok. mabruk.co.id

Di antara berbagai jenis makanan kecil atau snack, kacang menjadi pilihan banyak orang. Penggemar kacang tidak hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai belahan dunia.

Indonesia sendiri punya beberapa jenis kacang, baik yang diolah secara tradisional maupun yang sudah diproduksi massal dengan cara modern dan kemasan yang bagus.

Tapi, fokus  tulisan ini adalah salah satu kacang yang paling terkenal dan banyak dicari sebagai oleh-oleh yang akan dibawa jemaah haji dan umroh di Arab Saudi. 

Kacang tersebut sebetulnya dinamakan kacang pistachio. Namun, bagi orang Indonesia sering disebut sebagai kacang Arab.

Padahal, kacang tersebut bukan ditanam di Arab Saudi. Tapi, orang Arab sangat gemar mengonsumsinya. 

Tanaman pistachio adalah sejenis tanaman penghasil biji-bijian yang dikenal juga sebagai kacang ketawa atau fustuk. 

Tumbuhan perdu dengan tinggi sekitar 10 m itu biasa ditanam di daerah kering di Asia Tengah, seperti Iran, Turkmenistan, dan Azerbaijan. 

Bijinya yang berwarna hijau cerah sering digunakan penghias makanan. Selain dimakan sebagai camilan, kacang ini juga lazim sebagai isi pai, biskuit, es krim, atau kue-kue. 

Buahnya memiliki cangkang luar yang keras dan berwarna krem. Sedangkan bijinya mempunyai kulit berwarna ungu muda dan daging buah dengan warna hijau muda. 

Keunikannya, ketika buahnya sudah matang, cangkangnya berubah warna dari hijau menjadi kuning/merah, dan tiba-tiba terbelah sebagian. 

Peristiwa pembelahan dengan bunyi meletup itu dikenal sebagai dehisin. Pembelahan sebagian itu mempermudah konsumen untuk menikmatinya. 

Kacang pistachio Saudi (yang sebetulnya juga diimpor Arab dari negara-negara Asia Tengah) telah terkenal memiliki kualitas yang sangat baik, dengan rasa yang lebih manis dan gurih. 

Salah satu keistimewaan kacang pistachio Saudi adalah ukurannya yang lebih besar dan teksturnya yang lebih renyah. 

Kelebihan lainnya adalah proses pengolahannya yang menggunakan teknik tradisional. Hal ini membuat rasa kacang pistachio tetap otentik dan alami.

Kacang pistachio Saudi ini sangat cocok dijadikan hadiah atau oleh-oleh karena tidak hanya enak, tetapi juga terkesan berkelas. 

Paduan rasa manis dan gurih membuat pistachio Saudi menjadi kudapan yang dapat dinikmati oleh semua kelompok usia, dari anak-anak hingga orang tua.  

Jemaah haji dan umrah asal Indonesia yang ingin memberikan oleh-oleh makanan khas kepada keluarga dan temannya, pasti akan terkesan dengan kualitas dan kemasan kacang pistachio yang disediakan di Saudi. 

Kacang pistachio ini dapat disajikan begitu saja, atau bisa juga dicampurkan dalam berbagai hidangan lainnya seperti yang telah ditulis di atas. 

Kebanyakan kacang pistachio yang dijual adalah dengan kondisi pakai kulit, meskipun juga banyak yang telah dikuliti alias dalam kondisi telanjang. 

Jika kita membeli yang pakai kulit, maka sambil mengunyah, kita akan membuka kulit  yang baru. Rasanya lebih nendang karena ada perjuangan untuk mengupasnya. 

Kalau membeli yang telanjang dalam arti telah dikupas, sudahlah harganya jauh lebih mahal, juga cepat habis dimakan tanpa terasa. Tapi, tentu lebih praktis, tak perlu capek membelah kulitnya sampai terkelupas. 

Lagi pula, kita tak perlu menyediakan tempat sampah bila makan kacang yang telanjang. Adapun jika membeli yang pakai kulit, seperti saat kita makan kacang sangrai, harus sediakan tempat penampungan sampah. 

Nah, Anda lebih suka membeli kacang pistachio yang mana, yang berkulit atau yang telanjang? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun