Hadiah tersebut memang berasal dari kocek pribadi Prabowo, tidak menggunakan anggaran negara.Â
Tapi, tak urung hal ini menimbulkan kecemburuan atlet cabang olahraga lain yang sebelumnya juga telah mengharumkan nama Indonesia.
Begitulah, sepak bola harus diakui sebagai cabang olahraga yang paling populer di negara kita. Secara bisnis pun sangat menjual, sehingga mendapat keistimewaan.
Timnas Indonesia sepertinya terbuai dengan euforia kemenangan atas China yang sekaligus menyegel satu tempat di ronde keempat kualifikasi piala dunia zona Asia.
Akibatnya, pada laga melawan Jepang yang tidak menentukan, terkesan para pemain tidak bermain dengan sepenuh tenaga.
Apalagi, Patrick Kluivert kembali merombak komposisi pemain, dengan tidak menurunkan Rizky Ridho dan Calvin Verdonk.
Masih ada waktu sekitar 4 bulan untuk banyak berbenah agar Timnas Garuda mampu jadi juara grup di ronde keempat dan sekaligus meraih satu tiket ke piala dunia.
Kita perlu berterima kasih kepada tim sepak bola Jepang yang bermain sangat serius, sehingga telah memberi pelajaran sangat berharga bagi Indonesia.
Artinya, Jepang mengajari kita bagaimana profesionalisme dalam bermain bola. Dalam kondisi yang tidak menentukan, mereka tetap tampil penuh semangat.
Akhirnya, kita harus menginjak bumi, jangan terbuai oleh puja-puji. Kalau mau ke Piala Dunia, ya level permainan kita harus seperti Jepang, atau mendekati level Jepang.
Jepang memiliki banyak sekali pemain grade A yang berkompetisi di kasta tertinggi di beberapa negara Eropa, dengan statistik yang mengagumkan.
