Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

"Created by the Poor, Stolen by the Rich", Ini Hal Biasa

22 Agustus 2022   09:53 Diperbarui: 25 Agustus 2022   13:15 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: secara umum ketimpangan sosial artinya tidak seimbang atau adanya jarak yang terjadi di tengah masyarakat. (sumber: shutterstock.com via kompas.com)

Sepak bola adalah olahraga yang paling populer di dunia. Jika ditelusuri dari sejarahnya, ada yang menuliskan sepak bola berasal dari Inggris, ada juga yang menyebut dari China.

Namun, sejarahnya dulu, sepak bola yang menggunakan kulit binatang yang digulung-gulung, merupakan olahraga masyarakat kelas bawah.

Tapi, coba lihat perkembangannya pada 20 tahun terakhir ini, bukankah sepak bola menjadi sebuah industri yang bernilai raksasa? Buktinya, banyak konglomerat yang membeli klub sepak bola.

Atau, mari kita lihat perkembangan di bidang musik. Siapa tidak kenal dengan lagu dangdut? Dulu, dangdut dianggap kampungan dan orang kota tidak mau menyanyikannya.

Kemudian, setelah dangdut semakin populer, justru para pemodal di industri musik turut berbisnis dengan musik dangdut, baik sebagai produser rekaman, mengadakan konser, dan berbagai program dangdut lainnya.

Demikian pula bila kita lihat sejarah musik jazz, lagu rap, dan tarian break-dance. Semuanya, bermula dari kalangan bawah yang setelah terkenal "dibajak" kalangan atas dan dibungkus sebagai bagian dari budaya pop.

Ariel Heryanto, pada opininya di Harian Kompas (6/8/2022) mengatakan bahwa budaya pop bagian dari kehidupan khalayak urban sehari-hari.

Perlu diingat, yang ngepop tersebut datang dan pergi silih berganti, semua itu biasa saja, tanpa perlu diatur atau disahkan pemerintah.

Ilustrasi Citayam Fashion Week|Foto: Muhammad Zaenuddin/katadata.co.id
Ilustrasi Citayam Fashion Week|Foto: Muhammad Zaenuddin/katadata.co.id

Tapi, untuk kasus Citayam Fashion Week (CFW), menjadi heboh karena rasa keadilan warganet jadi terusik. Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menyentil Baim Wong.

Kalau saja Baim tidak "kesusu", tapi secara bertahap mengkondisikan terlebih dahulu, mungkin penolakan warganet tidak begitu frontal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun