Kembali ke cerita pengalaman saya lewat darat Jakarta-Payakumbuh di atas, setelah keluar dari jalan tol Bakauheni-Palembang, saya beberapa kali beristirahat, masing-masing sekitar 2 jam.
Pernah saya beristirahat di area SPBU, pernah juga di masjid, dan pas malam hari, karena ingin tidur secara normal, saya menginap di hotel kelas melati.
Karena sering beristirahat, waktu tempuh Jakarta-Payakumbuh yang sebetulnya bisa dituntaskan dalam 30-32 jam, saya malah menghabiskan 42 jam.
Nah, apa bedanya rest area yang ada SPBU-nya dan SPBU yang ada rest area-nya? Rest area yang ada SPBU, artinya SPBU hanya pelengkap dari sebuah rest area.
Sedangkan fasilitas lainnya, justru lebih dominan. Misalnya, berbagai gerai tempat makan, gerai penjualan pakaian, toilet yang bersih dengan daya tampung yang banyak, masjid yang luas, minimarket, tempat pijat refleksi, area bermain anak-anak, dan sebagainya.
Bahkan, sudah ada rest area yang ada hotel, yakni di kilometer 19 Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang baru dibuka. Rencananya, akan ada lagi rest area di Jalan Tol Trans Jawa yang punya hotel.
Di antara sekian banyak rest area yang ada di Indonesia, yang paling hebat sampai saat ini adalah rest area Pendopo di KM 456 Jalan Tol Trans Jawa yang berada di daerah Salatiga, Jawa Tengah.
Disebut terhebat, karena rest area ini terluas, termegah, dan juga terindah dengan view pegunungan. Yang istimewa, inilah satu-satunya di Indonesia rest area yang punya skybridge.Â
Biasanya, rest area yang berada sisi kiri di jalan tol tak punya penghubung jika di sisi kanan jalan juga ada rest area. Tapi, di Pendopo, ada jembatan gantung (skybridge) yang indah antar dua sisi rest area, tempat banyak pengunjung berfoto.
Berada di rest area Pendopo seakan berada di mal papan atas di Jakarta karena banyak gerai barang-barang yang branded.
Jadi, bukan karena ada SPBU rest area Pendopo menjadi ramai, terutama di hari libur. Tanpa mengisi bahan bakar pun, banyak pengunjung sengaja singgah di sini. Rest area ini sudah menjadi destinasi wisata.