Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Membelah Belantara Sawit Sepanjang Jalan Tol Pekanbaru-Dumai

15 Maret 2021   16:30 Diperbarui: 16 Maret 2021   01:40 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Tol Pekanbaru-Dumai (Permai).(Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR via properti.kompas.com)

Sebagai catatan, jalan tol ini diresmikan Presiden Jokowi pada 25 September 2020. Tapi, setahu saya, sebagian ruas tol baru di Jawa ada yang dari aspal beton, sehingga kurang senyaman yang terbuat dari aspal hotmix.

Membelah kebun sawit (dok pribadi)
Membelah kebun sawit (dok pribadi)
Tarif tol Pekanbaru-Dumai relatif mahal, yakni Rp 118.500. Padahal, jauhnya setara dengan jalan tol Jakarta-Bandung dengan tarif di kisaran Rp 60.000-an (ada beberapa pintu keluar tol untuk mencapai kota Bandung). Tapi, pemerintah tentu memperhitungkan, bagi jalan tol yang baru dibangun, biaya pembangunannya lebih mahal. Itulah yang dikompensasi dengan tarif tol yang juga mahal.

Sebelum mencapai Dumai, ada beberapa pintu keluar tol, yakni Minas (tarif Rp 8.500 dari Pekanbaru), Kandis Selatan (tarif Rp 30.000), Kandis Utara (Rp 45.500), Pinggir (Rp 69.000), dan Bathin Solapan (Rp 95.500). 

Bagi mereka yang ke Duri, kota yang sebagian penduduknya merupakan karyawan dan mitra usaha perusahaan minyak Chevron, harus keluar di pintu tol Pinggir. Adapun bagi mereka yang ke kota Medan, keluar di Bathin Solapan. Namun, ruas tol ke arah Medan masih dalam proses pembangunan.

Seperti Savana (dok pribadi)
Seperti Savana (dok pribadi)
Apa yang dapat dinikmati sepanjang jalan tol? 

Bagi saya, memandang area kebun sawit, lumayan menarik. Jalan ini boleh dikatakan membelah belantara sawit. Memang, setelah era minyak mulai berkurang, yang sekarang menghidupi Riau adalah sawit.  

Di beberapa spot ada "savana", padang rumput yang luas dan memanjakan mata. Savana ini sebetulnya juga kebun sawit yang sedang dalam tahap replanting.

Kendala bagi mereka yang melewati jalan tol Pekanbaru-Dumai adalah terkait dengan rest area yang terkesan masih bersifat darurat. Hanya ada 2 rest area di jalur sepanjang 131,5 km itu. Itu pun belum menyediakan tempat pengisian bahan bakar, sehingga pengendara harus mempersiapkannya sebelum masuk tol.

Dok pribadi
Dok pribadi
Tempat makan dan minimarket di rest area masih sedikit sehingga pilihan yang ada sangat terbatas. Jauh berbeda dengan banyak rest area di ruas tol Jakarta-Bandung yang seperti destinasi wisata saja, yang dilengkapi dengan masjid yang megah.

Sedangkan di Pekanbaru-Dumai, hanya ada musala kecil. Toilet pun juga sederhana tampilannya. Konon, airnya masih didatangkan dengan tangki dalam jumlah yang terbatas, sehingga dalam kondisi ramai yang ke toilet, terjadi kelangkaan air.

Secara struktur, jalan tol Pekanbaru-Dumai bisa dibagi atas dua bagian. Pertama, Pekanbaru-Duri yang masih di atas tanah. Kedua, Duri-Dumai yang tanahnya dominan rawa, sehingga struktur jalan tol berupa jembatan panjang, mirip di Bali. Hanya saja, di Bali jembatan panjang di atas laut, di sini jembatan di atas tanah rawa yang membelah kebun sawit dan hutan bakau.

Pantai Koneng Dumai (dok pribadi)
Pantai Koneng Dumai (dok pribadi)
Seperti referensi yang saya baca, pengalaman saya kemarin juga sama, yakni selama sekitar 90 menit menempuh jalan tol Pekanbaru-Dumai, dengan catatan sudah termasuk 10 menit di rest area. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun