Namun demikian, meskipun peluang Sandiaga untuk menjadi orang nomor satu di Gerindra relatif kecil, tentu tidak begitu saja Sandiaga bersedia menerima tawaran PPP. Secara chemistry, partai lain di luar Gerindra yang lebih cocok dengan jiwa muda Sandiaga adalah PAN, bukan PPP.
Sandiaga juga harus cermat berhitung, belum tentu keberadaannya di PPP akan serta merta membuat banyak anak muda memilih PPP pada pemilu mendatang. Kecuali bila Sandiaga dibolehkan merombak total kepengurusan dengan membawa gerbong berisikan anak muda gaul yang kreatif.
Ada soal lain yang akan mengganjal langkah Sandiaga. Peraturan internal PPP sendiri menyatakan, calon ketua umum harus mempunyai pengalaman sebagai pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, minimal untuk satu periode.
Nah, berdasarkan uraian di atas, kelihatannya Sandiaga tidak bakal bergabung ke PPP. Dengan demikian, PPP perlu memeras otak untuk menemukan strategi lain agar mampu memperpanjang napas. Jangan sampai Pemilu 2024 menjadi pemilu terakhirnya, bila gagal melewati ambang batas.