Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Kenapa Bank Perlu Selektif Memberi Kartu ATM pada Nasabah Lansia?

2 September 2019   07:19 Diperbarui: 2 September 2019   09:04 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pensiunan sedang melakukan perekaman data untuk keperluan pencairan dana pensiun | Dokumentasi: Tribunnews.com/ Hermawan Endra Wijonarko

Sebuah berita kecil di Kompas, Sabtu (24/8/2019), menarik perhatian saya. Ceritanya, seorang pensiunan wartawan, Musni Muis (75 tahun) menjadi korban pembobolan kartu ATM.

Musni menderita kerugian Rp 53 juta, tapi ia lupa bagaimana kejadiannya, selain ingat ada seorang pemuda di dekatnya saat ia di depan mesin ATM. Ia sadar bahwa tabungannya bobol setelah mengurus kartu ATM baru beberapa hari kemudian.

Memang sekarang banyak juga pembobol ATM yang khusus mengincar warga lanjut usia (lansia) karena diperkirakan mereka sudah pelupa dan gampang diperdaya.

Saya teringat keluhan teman saya yang begitu pensiun dari sebuah BUMN, kartu ATM-nya yang telah kedaluwarsa tidak bisa lagi diperpanjang oleh pihak bank di tempat ia menabung. 

Akibatnya ia repot sekali bila perlu mengambil tabungannya, harus datang langsung ke bank. Dan ia dapat melihat yang bertransaksi melalui teller di kantor bank memang didominasi oleh kelompok nasabah lansia. Anak muda lebih suka bertransaksi secara digital.

Namun setelah beberapa kali bertemu dengan pejabat yang lebih tinggi di bank tersebut, akhirnya teman saya itu dapat memperoleh kartu lagi. Tampaknya si bos di bank tersebut bisa melihat sendiri teman saya tidak termasuk pensiunan yang pikun. 

Ternyata yang dilakukan bank dimaksud sesuai dengan kebijakan dari kantor pusatnya, tidak lagi memberikan kartu bagi nasabah pensiunan, justru untuk mengamankan si nasabah itu sendiri. 

Sebelumnya petugas bank telah sering mendapat keluhan dari nasabah lansia yang kehilangan kartu, lupa kata kunci, tidak cepat merespon instruksi yang tercantum di layar ATM sehingga kartunya tertelan, di samping yang jadi korban penipuan.

Namun kepala cabang di bank tersebut diberi keleluasaan untuk memberikan kartu bagi nasabah lansia secara case by case, bila diyakini nasabahnya mampu menggunakan dan mengamankan kartu dengan baik.

Sayangnya berita Kompas di atas tidak menulis nama bank tempat menabung korban pembobolan kartu. Soalnya bank tersebut terlalu berani memberikan kartu ke nasabah yang telah berusia 75 tahun.

Lazimnya bila nasabah sudah berusia di atas 70 tahun, bank sangat hati-hati dalam melayaninya. Jangan heran kalau bank membatasi usia maksimal yang dapat diberikan kredit, misalnya maksimal berusia 70 tahun.

Terhadap para pensiunan yang setiap bulan menerima uang pensiun, sebetulnya tidak ada risiko tertunggak pengembaliannya, sepanjang pembayaran pensiun bulanannya dilakukan oleh bank tersebut. 

Apalagi bila dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa, sehingga bila si nasabah dipanggil Tuhan, sisa kreditnya menjadi tanggung jawab pihak asuransi. Hanya saja, tentu nasabah dibebani biaya premi asuransi.

Namun tetap saja, bila saat pengajuan kredit si pensiunan sudah berusia 70 tahun, rasanya bank sulit untuk memenuhinya. Dulu bahkan di usia 65 tahun, sudah tidak lagi dilayani bank. 

Tapi sekarang seiring dengan peningkatan usia rata-rata penduduk, banyak bank yang memberi kelonggaran, melayani pemberian kredit bagi nasabah sampai usia 70 tahun.

Memang ada juga orang yang berumur di atas 80 tahun dengan panca inderanya yang masih berfungsi baik. Bahkan seorang Mahathir Mohamad di Malaysia dengan usia 93 tahun masih mampu menjalankan tugas sebagai perdana menteri.

Tapi secara umum mereka yang sudah di atas 70 tahun jangan buru-buru merasa didiskriminasi bila tidak diperkenankan menikmati beberapa jenis fasilitas perbankan. 

Walaupun ada bank tertentu yang berbaik hati memberi kartu ATM bagi nasabah yang sudah berusia 75 tahun seperti kasus yang diberitakan Kompas di atas, alangkah baiknya bila si nasabah bertransaksi di ATM ditemani oleh salah seorang anggota keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun