Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan sebagai Proses Holistik Pembentukan Sumber Daya Manusia Unggul

22 November 2023   14:48 Diperbarui: 22 November 2023   14:59 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendidikan Sebagai Proses Holistik Pembentukan SDM Unggul (Foto: Suara.Com)

"Pendidikan, dalam konteks makro, tidak hanya sekadar mengejar keahlian atau kualifikasi dalam suatu bidang, tetapi juga membawa dimensi moral yang mendalam. Mahatma Gandhi, salah satu tokoh besar dalam sejarah, dengan tegas menyampaikan pandangannya bahwa pembelajaran tidak terbatas pada kelas atau lembaga formal saja, melainkan dapat terjadi di mana saja dan dari siapa saja. Pernyataan ini menjadi landasan penting dalam membahas pendidikan sebagai proses holistik yang membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) unggul."

Pendidikan memiliki tujuan utama dalam membentuk individu menjadi ahli pada bidang tertentu. Dimensi kualifikasi dan keahlian merupakan fondasi dari tujuan ini. Tanpa kualifikasi dan keahlian yang memadai, sulit bagi individu untuk bersaing di dalam dunia kerja yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi menjadi sarana untuk memberikan landasan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Sebagai contoh, seorang mahasiswa dijurusan teknik informatika di perguruan tinggi akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang pemrograman, jaringan komputer, dan teknologi informasi lainnya. Begitu pula, seorang siswa di tingkat sekolah dasar akan memperoleh dasar-dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Kualifikasi dan keahlian ini menjadi modal awal untuk membentuk individu menjadi profesional yang mumpuni di bidangnya.

Namun, pendidikan tidak hanya sebatas pada dimensi kualifikasi dan keahlian semata. Aspek moral juga memegang peranan krusial dalam membentuk karakter individu. Pendidikan yang hanya mengejar keahlian tanpa memperhatikan moralitas dapat menghasilkan profesional yang handal secara teknis tetapi kurang memiliki integritas moral. Oleh karena itu, penting untuk merangkul pendekatan holistik yang mencakup pengembangan nilai-nilai moral.

Nilai-nilai moral seperti integritas, tanggung jawab, dan empati harus ditanamkan sejak dini dalam proses pendidikan. Ini tidak hanya akan menciptakan profesional yang handal, tetapi juga individu yang berkontribusi positif terhadap masyarakat. Pendidikan yang berfokus pada aspek moral juga membantu membentuk kepribadian yang stabil dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya dapat membawa perubahan positif dalam berbagai lapisan masyarakat.

Pernyataan Mahatma Gandhi, "Jadikanlah semua tempat sebagai tempat belajar dan semua orang adalah guru," membawa kita pada pemahaman bahwa pendidikan tidak terbatas pada ruang kelas atau lembaga formal. Pendidikan dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan melibatkan siapa saja. Ini menggarisbawahi pentingnya pembelajaran sepanjang hayat dan kemampuan untuk mengambil pelajaran dari setiap pengalaman.


Contoh sederhana dari pembelajaran di luar kelas adalah ketika seseorang belajar tentang kerjasama tim dan kepemimpinan melalui pengalaman berorganisasi di kegiatan ekstrakurikuler. Atau ketika seseorang mengembangkan keterampilan komunikasi dan negosiasi melalui interaksi sehari-hari dengan teman-teman dan keluarga. Semua pengalaman ini, meskipun tidak terstruktur seperti di kelas, tetap memberikan kontribusi berharga dalam pembentukan karakter dan keterampilan individu.

Pendidikan di luar kelas juga mencakup pembelajaran melalui teknologi dan media. Dengan kemajuan teknologi, sumber belajar semakin mudah diakses oleh siapa saja. Internet menjadi tempat yang kaya akan informasi dan sumber daya pembelajaran. Individu dapat mengakses kursus online, webinar, dan berbagai materi pendidikan tanpa harus berada di ruang kelas fisik. Ini membuka peluang bagi pembelajaran sepanjang hayat, di mana seseorang dapat terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya seiring berjalannya waktu.

Meskipun pendekatan holistik dalam pendidikan memiliki manfaat besar, ada sejumlah tantangan yang harus diatasi. Pertama, implementasi pendekatan ini memerlukan kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Semua pihak harus memiliki visi yang sejalan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan holistik.

Kedua, perlu adanya perubahan dalam kurikulum pendidikan untuk memasukkan dimensi moral dan keterampilan hidup ke dalam materi pembelajaran. Ini memerlukan pemikiran kreatif dalam menyusun kurikulum agar tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga nilai-nilai moral dan keterampilan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Ketiga, pendidik dan guru perlu dilibatkan secara aktif dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai moral siswa. Mereka bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai contoh yang hidup bagi siswa. Oleh karena itu, pendidik perlu terus meningkatkan kompetensi mereka dalam mendidik bukan hanya secara akademis, tetapi juga moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun