Mohon tunggu...
Good Words
Good Words Mohon Tunggu... Penulis - Put Right Man on the Right Place

Pemerhati Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final "Obral" Penalti, Kemenangan Argentina Hanya Hoki Saja

19 Desember 2022   06:09 Diperbarui: 19 Desember 2022   16:53 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messi dan Argentina menangkan Piala Dunia 2022 | Sumber: reuters

Dalam artikel sebelumnya, saya sempat prediksi jika pertandingan final Argentina vs Prancis harus berakhir dengan adu penalti, maka Argentina punya kans menang lebih besar. Di atas kertas, Argentina memang spesialis penalti dibanding Prancis. Rekam jejak kemenangan adu penalti Argentina di piala dunia lebih banyak dibanding tim lainnya.

Kali ini keberpihakan "takdir keberuntungan" ada di tangan Argentina. Adu penalti jelas menjadi momok bagi penentuan kekalahan Prancis. Andai saja tak ada "obral" penalti, kemungkinan besar tak kan ada adu penalti dan Prancis berpeluang menang membawa pulang piala dunia. Tak ayal, benar saja dengan kondisi fisik dan emosional tim Prancis yang kurang prima, Argentina mampu membabat Prancis dengan skor akhir adu penalti 4-2.

Entahlah, bagi saya penalti itu bagian dari sebab-sebab keberuntungan dalam pertandingan sepak bola saja. Tapi tak dipungkiri, Argentina sudah bermain sangat baik, terlebih "hoki" memang sedang benar-benar berpihak pada Argentina. 

Diakui memang Prancis tidak dalam kondisi prima, hanya Mbappe yang terlihat memiliki progress permainan yang mengejutkan dan mampu menyamai kedudukan dengan skor 2-2 di menit ke-81 berselang 2 menit dari gol penalti di menit ke-79. Bayangkan saja, di sebagian besar babak pertama, Kylian Mbappe nyaris tidak melihat bola. Awal babak kedua juga tidak lebih baik. Penalti juga menjadi sebab-sebab keberntungan perolehan skor Prancis.

Pertandingan belum selesai, Messi tak rela ditahan imbang oleh Mbappe. Dia membuat timnya unggul di perpanjangan waktu. Lantas, Mbappe juga membalas dari titik penalti dua menit kemudian. Dia memiliki hat-tricknya dan menyamai skor jadi 3-3. Pertandingan final semalam tak ubah seperti "obral" penalti.

Faktanya, meski menelan pil pahit kekalahan, Mbappe sukses menjadi pemain kedua yang mencetak treble di final Piala Dunia. Terakhir kali dilakukan pada tahun 1966 oleh Geoff Hurst dari Inggris. Fans Prancis lantas menyebutnya sebagai kelahiran legenda besar yang akan menjadi harapan besar bagi Prancis di Piala Dunia 2026 benua Amerika nanti.

Pertunjukan itu akan dikenang selamanya, meski tak mampu memenangkan Prancis, Mbappe berhasil mengamankan sepatu emas dengan hat-tricknya; dia mencetak total delapan gol di Qatar.

Saya tahu banyak orang akan berkomentar dan membela Messi, tak setuju dengan apa yang saya tulis. Tapi, saya juga tak bisa menutup mata bahwa Prancis tampil di luar dugaan, sebab sebelumnya dilaporkan kondisi tim Prancis yang sedang menurun. Tapi, di tengah ujian tum, Mbappe mampu bangkit menjadi rival sepadan dan mampu mengimbangi kedigdayaan Messi cs.

Penyerang Paris St-Germain itu memang sedang dalam performa terbaiknya, bahkan di perpanjangan waktu di saat semua orang di sekitarnya menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Mbappe pantang menyerah. 

Di Lusail, ia menjadi pemain termuda yang mencapai 10 gol Piala Dunia. Dia memecahkan rekor pada usia 23 tahun dan 363 hari. Dia melampaui rekor Jerman Gerd Muller 24 tahun, 226 hari.

Mbappe adalah masa depan Prancis. Tidak ada pemain seusianya yang bahkan mendekati kapasitas dan pencapaian dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun