Mohon tunggu...
Irsyam Faiz Faiz
Irsyam Faiz Faiz Mohon Tunggu... -

Ingin menulis apa saja, sehari-hari ngirim berita ke solopos

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serangan Kera Merapi: Sehari Saja Tak Dijaga, Tanaman Bisa Habis

15 Maret 2015   20:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:36 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1426425248660153352

[caption id="attachment_402997" align="aligncenter" width="300" caption="Yulianto, 51, warga Dukuh Kuncen, Desa Samiran, Kecamatan Selo, menunjukkan sisa tanaman wortel yang dimakan kera. Foto diambil Senin (2/3)."][/caption]

KAWANAN kera datang perlahan ke salah satu lahan warga di lereng Gunung Merapi. Seekor kera dengan tubuh paling besar berada di barisan paling depan, di belakangnya ratusan kera lainnya terus mengikuti. Sesampainya di ladang, sebanyak tiga kera masuk menerobos jaring setinggi 1,5 meter dan mendekati tanaman sayur di ladang tersebut.

Melihat kawanan kera datang, sang pemilik yang sebelumnya sudah mengintai langsung mengancungkan senapan angin. Sang pemilik ladang dibantu anaknya membunyikan suara ledakan dari rangkaian paralon dan potongan botol yang mereka rakit sendiri. “Duaarr” mendengar suara itu kera-kera tersebut langsung balik kanan dan lari tunggang langgang meninggalkan ladang.

Cerita itu disampaikan salah seorang di Dukuh Kuncen, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Yulianto, 51. Dia mengisahkan pengalamannya sendiri bersama anaknya yang berhasil mengusir kawanan kera yang menyerang ladangnya.

“Waktu itu saya dan anak saya mengejar kera-kera itu, saya ikuti sampai jarak sekitar 1,5 km,” kata dia saat berbincang dengan saya di ladangnya di Desa Samiran, Senin (2/3/2015) lalu.

Sejak aksi pengejaran itu, kesokan harinya kera-kera itu tidak lagi berani datang ke ladang milik Yulianto. “Ya kira-kira sekitar satu pekan mereka [kera] tidak datang ke sini [ladang]. Tetapi setelah itu ya datang lagi,” kata Yulianto.

Oleh karena itu, dia harus rutin menjaga ladangnya seharian agar tanamannya tidak di curi kera. Menurut dia jika sehari saja ladang ditinggalkan, maka jangan harap tanaman bisa selamat. “Pernah suatu hari saya tidak ke ladang, besoknya saya cek ternyata semua tanaman sudah ludes,” kisahnya.

Biasanya, kata dia, kera-kera itu datang pada waktu-waktu tertentu. Misalnya saat pagi kera datang sekitar pukul 09.00 WIB, siang sekitar pukul 12.00 WIB dan sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Meskipun sudah intensif menjaga ladang, dia kerap kecolongan. Menurut dia serangan kera itu begitu cepat. “Harus ketat jaganya, sebab kalau lengah satu jam saja bisa habis tanaman,” kata dia.  Dia mengaku meskipun sudah menjaga ladang hasil panennya tetap berkurang 25 persen. “Berkurang karena dimakan kera itu,” imbuh dia.

Kera juga menyerang lahan pertanian di sejumlah dukuh di Desa Suroteleng, Kepala Desa Suroteleng, Sutris, mengatakan di desanya ada sekitar 108 lahan pertanian dan 60 persen di antaranya diserang oleh kera liar. Antisipasinya juga sama yakni dengan memasang jaring di sekitar ladang.

“Meski sudah dipasang jaring, kera tetap saja bisa masuk. Seharusnya lebih tinggi lagi sekitar dua meter, kami sudah minta bantuan ke pemerintah kabupaten, tetapi belum direspon,” kata dia.

Ratusan kera di lereng Gunung Merapi mulai menyerang pemukiman di sejumlah desa. Warga setempat resah karena  kera-kera tersebut kerap mengambil makanan di dalam rumah dan merusak lahan pertanian setempat.

Salah seorang warga Dukuh Suroteleng Wetang Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Sri Lestari , 45, mengatakan sejak beberapa bulan terakhir kera-kera tersebut mulai mendatangi pemukiman setempat. Kera-kera tersebut masuk rumah warga melalui pintu belakang dan mengambil makanan apapun di dalam rumah.

Dia menduga kawanan kera itu sudah mulai betah berada di sekitar pemukiman warga karena makanan yang melimpah. “Mereka [kera] datang saat warga sedang tidak berada di rumah, biasanya mereka berkelompok. Mungkin karena sudah betah hidup di sekitar pemukiman warga karena banyak makanan,” kata dia saat ditemui di Desa Suroteleng, Senin (2/3).

Kepala Desa Suroteleng, Sutris, mengatakan serangan kera ke pemukiman warga itu mulai terlihat sekitar dua bulan terakhir. Kera yang sebelumnya hanya menyerang lahan pertanian warga setempat, kini sudah mulai masuk ke rumah penduduk.

“Bahkan ada beberapa waktu lalu kera yang naik ke atap rumah dan mengobrak abrik genteng rumah tersebut,” kata dia saat ditemui di Kantor Desa Suroteleng.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun