Saat ini kata 'Sontoloyo' begitu popular dikalangan politikus, setelah presiden Joko Widodo melontarkan kata tersebut dan mengaku bahwa itu kelepasan. Namun kata itu sudah terlanjur terlontar, akhirnya kata itu tidak terhindari dan akhirnya saling serang antar kubu politik.
Politikus yang menggunakan cara berpolitik memecah belah masyarakat, menyebabkan kebencian, politik SARA dan mengadu domba dengan cara tak beradab itulah yang disebut dengan politik sontoloyo!Â
Kita melihat bahwa saat ini tak sedikit politikus yang masih menyerang dengan cara-cara tak sehat, terlebih menjelang pilpres 2019 untuk menarik simpati masyarakat.
Namun sekarang ini ini sudah tidak zamannya lagi memakai cara-cara primitif seperti itu, karena akan dapat menimbulkan polemik dan perpecahan yang besar nantinya. Sekarang zamannya harus konstestasi politik dengan adu program, kentestasi adu gagasan, ide dan adu prestasi.
BACA JUGA : Apa sebenarnya makna pancasila
Kalau masih menggunakan cara-cara lama seperti itu, masih menggunakan politik SARA, politik adu domba dan politik pecah belah itu namanya politik sontoloyo!
Seharusnya politik itu mengajarkan kedamaian, persatuan, pengembangan ide dan gagasan bukan perpecahan, pembodohan dan lain sebagainya. Agar para kaum millennial mengikuti langkah yang baik untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di pemerintahan demi terciptanya negara yang bersatu, damai dan sejahtera.
Sebagai kaum millennial kita harus bijak dalam menyaring informasi yang ada dan dapat memastikan mana politikus yang baik dan mana politik sontoloyo, supaya kita tak salah dalam memilih, tutup Irsyad