Mohon tunggu...
Irna Djajadiningrat
Irna Djajadiningrat Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Literasi

Sejatinya semua penghuni jagat raya memiliki derajat yang sama. Yang membedakan hanya budi baik atau buruk hati. https://bumiseniorcicibey.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kurikulum Semesta untuk Bumi

20 Agustus 2020   10:07 Diperbarui: 20 Agustus 2020   09:54 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya tertarik dengan pernyataan yang ditulis oleh sahabat senior "pelajaran yg tercantum dalam Kurikulum Semesta adalah mengolah batin or mengasah budi tingkat demi tingkat lapis demi lapis sampai lapis terhalus n tingkat tertinggi". 

Pernyataan ini disampaikan kepada saya melalui pesan pribadinya untuk menambahi atau mengomentari artikel saya yang bertajuk "Orang Pintar versus Orang Baik" di Kompasiana beberapa waktu yang lalu.

Saya setuju seratus persen dengan pernyataan tersebut karena pada dasarnya hidup ini adalah belajar. Sampai pada akhirnya akan menghasilkan manusia pintar yang baik budi, manusia pintar yang buruk hati, manusia baik hati dan tak pintar atau yang paling parah manusia tak pintar yang buruk hati... Memang tidak mudah mencari kombinasi ideal agar dapat memiliki manfaat di bumi manusia ini.

Oleh karena itu saya menganggap baik budi itu menjadi dasar bagi seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang bergaung keras dan kuat ke segala penjuru bumi ini. Hasil dari perbuatan baiknya akan dirasakan oleh semesta alam raya.

Orang baik budi bisa berada dimanapun meskipun tidak selalu dapat diterima oleh siapapun karena ia akan dianggap "mengganggu" oleh orang yang buruk hati. Tapi pasti tidak akan ada kerugian apapun juga jika tidak disukai oleh si buruk hati.

Kembali ke pernyataan sahabat saya di atas bahwa jika kita mengikuti "kurikulum semesta" yang telah disusun dengan sempurna oleh pemilik semesta alam raya secara berjenjang niscaya kita akan berhasil menjadi orang baik budi. 

Masalahnya manusia memang diberi keleluasaan dalam mewarnai jalan hidupnya, bisa putih bersih bagaikan kapas, berwarna-warni bak pelangi atau hitam kelam bagaikan malam tak berbintang.

Menurut sahabat saya, kurikulum itu memuat pelajaran mengolah batin atau mengasah budi. Banyak ancangan yang dapat digunakan untuk mengolah batin atau mengasah budi, yang paling mudah dan sangat manjur menggunakan ancangan agama karena di dalamnya sudah memuat aturan-aturan serta etika moral yang lengkap. 

Jika Anda lulus dari mata pelajaran tersebut maka Anda diperkenankan mengikuti tingkat atau lapis berikutnya. Begitu seterusnya sampai pada tingkat tertinggi dan akhirnya Anda akan dinyatakan lulus dengan menyandang predikat "orang baik budi" di bumi manusia ini.

Karena kurikulum itu cukup berat, jadi ada kemungkinan orang tidak bisa melaluinya dengan baik alias tidak lulus. Kelompok ini tentu saja bisa tidak berhasil di berbagai tingkat atau lapisan. Oleh karena itu tingkatan orang baik juga berbeda-beda mulai dari grade 1 sampai dengan grade tertinggi yaitu "orang baik budi".

Ternyata tak telalu mudah juga menjadi orang baik budi...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun