Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Sembarangan Memodifikasi Dosis, Yuk Patuh Saat Minum Obat!

8 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2022   20:52 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi obat (Sumber: @sharonmccutcheon via unsplash.com)

Lalu bagaimana dengan swamedikasi? Mengobati penyakit secara mandiri dengan membeli obat tanpa resep dokter hanya bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang ringan seperti flu, demam, batuk, dan lainnya. Namun tentu saja jika sakit terus berlanjut atau terasa semakin parah dan mengganggu, langkah yang paling tepat adalah berobat ke dokter.

4. Ketidakmampuan Ekonomi

Dalam hal ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan, faktor kondisi ekonomi tidak bisa kita kesampingkan. Kondisi masyarakat Indonesia yang masih banyak berada pada level menengah ke bawah, sangat memengaruhi kepatuhan mereka dalam pengobatan ketika menderita sakit.

Daripada beli obat yang tidak bisa mengenyangkan, banyak lebih mengutamakan menuntaskan rasa laparnya (dan keluarganya) lebih dulu. Kalau pembaca sekalian ada yang bekerja di saran pelayanan, pasti pernah menemukan pasien yang tidak mau menebus semua obatnya karena masalah biaya. Jangankan obat paten, menebus obat generik saja belum tentu mampu.

Risiko Akibat Ketidakpatuhan Pasien dalam Minum Obat

Saat dokter dan apoteker memberikan obat kepada pasiennya, hal yang paling penting adalah bahwa obat tersebut harus dalam regimen yang tepat. Tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, dan tepat frekuensi. Tujuannya tak lain adalah supaya kesembuhan segera tercapai dan pasien dapat sehat kembali.

Oleh sebab itu disadari atau tidak, ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obatnya dapat menimbulkan risiko bagi kesehatannya sendiri. Apa saja itu?

1. Hati-hati dengan Obat Indeks Terapi Sempit

Tingkat keamanan suatu obat dapat diukur melalui Indeks Terapi Obat (Drug Therapeutic Index). Indeks Terapi Obat artinya perbandingan konsentrasi obat dalam darah yang memberikan 50% efek toksik pada manusia atau 50% letal (kematian) pada hewan coba terhadap konsentrasi obat dalam darah yang memberikan 50% efek terapi pada tubuh.

Jadi bagi beberapa orang, mungkin ada yang tidak terlalu bermasalah ketika ia melipatgandakan dosis obat yang diminumnya karena asumsinya sendiri, yakni supaya lebih cepat sembuh. 

Bisa jadi hal itu karena tubuhnya memang memiliki toleransi yang baik terhadap obat, atau bisa juga karena obat yang diminumnya memiliki indeks terapi yang luas (High Therapy Index). Jadi obat tersebut mudah ditoleransi tubuh dalam berbagai dosis, misalnya Paracetamol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun