Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Susah-susah Gampang Melatih Kekuatan Mental

15 Oktober 2019   10:28 Diperbarui: 10 Oktober 2020   07:09 1806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Mindful via alzheimer-360.com

Para penggemar dunia K-Pop pasti masih terkejut, karena salah satu aktris K-Pop bernama Sulli alias Choi Jinri baru-baru ini ditemukan meninggal dunia. Mantan personel girlband F(x) itu diduga bunuh diri karena depresi akibat bullying (perundungan) oleh para netizen.

Bukan sekali-dua kali kasus bunuh diri aktris akibat bullying terjadi di Korea.

Agak heran juga sih, apakah pemerintah di sana benar-benar menganggap serius akibat bullying ini mengingat sudah banyak kasus bunuh diri yang terjadi. Ini membuktikan bahwa bullying bisa sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Apalagi bagi mereka yang tidak memiliki kekuatan mental yang baik.

Masih dalam suasana Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (World Mental Health Day) yang jatuh pada tanggal 10 Oktober setiap tahunnya, tulisan saya kali ini juga tidak jauh-jauh membahas soal mental.

Meski begitu apa yang ingin saya sampaikan melalui tulisan saya kali ini, tidak untuk membahas mengenai gangguan/penyakit mental atau penanganan gangguan kesehatan jiwa lainnya, karena saya memang bukan pakar di bidang tersebut.

Tulisan ini semata-mata hanya untuk sharing berdasarkan pengalaman pribadi dan semoga bisa bermanfaat bagi pembaca.

Menurut KBBI, kata "Mental" merujuk pada hal bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Selain mental yang sehat, seseorang juga memerlukan mental yang kuat.

Ada kalanya seseorang mengalami saat-saat yang berat dan penuh tekanan. Mengalami titik terendah dalam hidup, kira-kira seperti itulah orang menggambarkannya. Pada saat seseorang mengalami hal tersebut, respon yang ditunjukkan bisa berbeda, tergantung kekuatan mental masing-masing orang.

Postingan terakhir Sulli di Instagram (Sumber: netshark.com)
Postingan terakhir Sulli di Instagram (Sumber: netshark.com)
Saya sendiri, pernah mengalami satu kali momen tersebut, yakni pada masa menjelang kelulusan SMA. Umumnya masa-masa sekolah seperti itu seseorang sedang merasa semangat-semangatnya.

Well, ceritanya agak panjang. Mungkin di lain kesempatan akan saya ceritakan. Tapi intinya saat itu saya merasa benar-benar putus asa, malu dan merasa tidak berguna. Saya sampai tidak berani membayangkan akan menjadi seperti apa saya di masa depan.

Nyatanya, Yang Kuasa memang memiliki cara yang misterius pada setiap umatNya asal mereka mau percaya. Jadi ketika saya 'ditunjukkan' sebuah kesempatan dan saya melihat kesempatan tersebut, saat itu juga saya memutuskan untuk move on. Pada akhirnya saya kembali menemukan rasa percaya diri saya.

Pada saat-saat seperti inilah, kekuatan mental sangat dibutuhkan. Cara pandang seseorang terhadap suatu kondisi buruk yang mereka alami sangat berpengaruh terhadap keputusan yang mereka ambil untuk jalan hidup mereka selanjutnya.

Ketika mengalami permasalahan besar, beban yang berat, mendapat tekanan namun minim dukungan, jika mental kita tidak kuat, tidak menutup kemungkinan kita akan akan mengalami stres, putus asa, depresi hingga gangguan kesehatan mental.

Satu hal yang perlu diingat adalah, jangan pernah meremehkan kesehatan mental kita. Oleh sebab itu, kita perlu terus berlatih untuk membangun kekuatan mental kita sendiri.

Mungkin setiap orang memiliki level kekuatan mental berbeda-beda dalam menghadapi kondisi tertentu, tapi menurut saya kekuatan mental bisa mulai dilatih dengan cara yang sederhana. Namun dengan catatan, seseorang harus disiplin dan berani.

1. Move on & jangan buang waktu mengasihani diri sendiri
Saat mengalami kegagalan, pastinya kita akan merasa sedih dan kecewa. Hal itu sangat wajar dan manusiawi. Tapi perlu diingat bahwa kita tidak bisa terus menerus bergumul dengan kekecewaan dan keputusasaan. Life must go on. Jangan buang-buang waktu untuk mengasihani diri sendiri. Kita harus berani untuk move on.

Cobalah untuk introspeksi diri, bersikap jujur saat mencari root cause dari kegagalan kita. Kalau memang ada yang salah, ya jangan diulangi lagi. Dan kalaupun tidak ada yang salah, ya jangan dibuat-buat karena tidak semua kegagalan yang kita alami disebabkan oleh diri kita sendiri. Faktanya tidak sedikit orang yang hobi menyalahkan diri sendiri atas kegagalan diri sendiri bahkan orang lain.

2. Jangan takut sendirian
Umumnya orang tidak suka merasa sendirian saat menemui masalah atau mengalami kegagalan. Rasanya kita ingin orang lain tahu dan memahami perasaan kita. Faktanya, tidak semua orang bisa memahami apa yang kita alami. Tapi bukan berarti tidak ada seorangpun yang tidak mengerti apa yang kita rasakan.

Intinya kita jangan takut merasa sendirian. Saat merasa stres, coba perbanyak waktu me time. Ambil rehat sejenak, meliburkan diri alias cuti, dan lakukan hal-hal yang kamu senangi sendirian. Pada momen kesendirian tersebut, berusahalah untuk memahami hal apa yang membuat kita senang. Sekecil apapun itu.

Jika kita perlu mencurahkan isi hati atau uneg-uneg, carilah orang yang bisa kita percaya. Tidak perlu mengumbar ke seluruh dunia tentang apa yang kita alami. Dan yang paling penting, JANGAN CURCOL DI MEDIA SOSIAL.

Jika memungkinkan, jangan merasa malu untuk berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog atau psikiater. Tidak bisa dipungkiri bahwa di masyarakat kita, seseorang yang mengunjungi psikiater mendapat stigma yang negatif. Tapi pandangan inilah yang harus diubah.

3. Jangan mudah menyerah
Saat kita menemui kesulitan atau hambatan dalam hal yang kita lakukan, cobalah berusaha untuk tidak mudah menyerah meski rasanya sulit. Memang terkadang kita merasa seperti sudah tidak ada jalan keluar, tapi percayalah bahwa semua pasti ada jalan lain, meski hasilnya nanti tidak benar-benar sesuai dengan harapan kita.

Penting untuk dicatat juga, sebagai umat beragama, berdoa dan menyerahkan diri pada Yang Kuasa adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menenangkan hati di saat kita mengalami kesulitan.

4. Jangan terburu-buru mengharapkan hasil
Saat kita melakukan sesuatu, berusahalah untuk menghargai dan menikmati setiap prosesnya. Jangan terburu-buru mengharapkan hasil. Justru saat kita menjalani setiap proses tersebut, kita akan lebih memahami kekurangan dan kelebihan kita. Kita akan lebih menghargai diri kita karena jerih payah yang sudah kita lakukan demi mencapai tujuan.

5. Jangan takut ambil risiko yang sudah diperhitungkan
Pernah merasa ragu atau takut saat akan mengambil keputusan? Dalam hidup kita akan terus-menrus dihadapkan pada pilihan dan kita harus membuat keputusan untuk memilih. Biasanya kalau saya sedang dalam kondisi dilema seperti itu, saya akan membuat daftar plus-minus termasuk segala risiko dari setiap pilihan tersebut.

Dengan demikian keputusan atau pilihan apapun yang saya ambil, akan saya terima dan jalani dengan lapang dada. Saya juga menjadi lebih siap dalam menghadapi risiko-risiko yang mungkin muncul akibat keputusan yang sudah saya ambil itu.

Oleh sebab itu, berusahalah untuk tidak takut mengambil risiko (yang bahkan sudah kamu perkirakan) karena terkadang kita memerlukan hal tersebut untuk bisa mengukur kekuatan diri sendiri.

6. Jangan biarkan orang lain mempengaruhi mood /emosimu
Ini PENTING. Terutama untuk kamu orang yang punya sensitivitas tinggi terhadap perasaan. Berusahalah untuk belajar mengatur emosimu, terutama atas apa yang dikatakan/dilakukan orang lain. Istilah gaulnya jangan baper (bawa perasaan).

Agak bingung juga saya kenapa masyarakat kita sekarang ini level nyinyir dalam mengomentari sesuatu semakin tinggi. Bisa jadi karena pengaruh era digital yang semakin canggih sehingga setiap orang merasa lebih bebas dalam berkomentar karena toh hanya di dunia maya. Komentar-komentar nyinyir semacam inilah yang sangat berpotensi menjelma menjadi verbal bullying dan pada akhirnya bisa mempengaruhi emosi seseorang.

Lagi-lagi mungkin terasa sulit mengabaikan komentar orang lain yang bernada nyinyir, menghujat dan menghakimi. Rasanya kepingin membalas. Namun demi kesehatan mental dan jiwa, berusahalah untuk mengabaikan hal tersebut. Apalagi jika apa yang mereka katakan tidak mengandung kebenaran. Jangan biarkan emosimu terpancing dan merusak mood bahagiamu.

7. Hindari rasa iri atas kesuksesan orang lain
Pernah merasa iri ketika melihat feed Instagram-mu yang isinya foto-foto temanmu yang traveling kesana-kemari, sementara kamu cuma punya waktu jalan-jalan sekali setahun dan itupun tidak bisa jauh? Atau pernah merasa minder ketika acara reuni sekolah, kamu mendapati teman-temanmu sudah memiliki usaha sendiri sementara kamu masih saja menjadi karyawan 9 to 5?

Atau mungkin pernah merasa baper ketika teman-temanmu sudah memamerkan foto pernikahan atau anak-anak mereka yang lucu-lucu, sementara kamu masih saja berkutat dengan pekerjaan yang bahkan tidak sesuai dengan passion atau latar pendidikanmu?

Pecayalah, ukuran kesuksesan masing-masing orang berbeda dan rasa iri itu sangat normal dan manusiawi. Tapi akan menjadi tidak normal jika kita terjebak dalam rasa iri itu. Percayalah bahwa dibalik 'pemandangan indah' mereka, kita tidak tahu pengorbanan seperti apa yang sudah mereka lakukan.

Berusahalah untuk tidak iri pada kesuksesan orang lain dengan mengenali dan menggali passion dan hobi kita. Ingat, sama seperti mereka, kita juga pasti harus mengorbankan sesuatu untuk mencapai kesuksesan diri kita sendiri. Coba renungkan definisi sukses menurut diri kita sendiri.

Misal punya rumah sendiri atau membuka usaha sendiri atau pergi ke suatu tempat yang sangat kamu idamkan, melanjutkan sekolah atau yang lainnya.

Susun rencana step by step dan target waktu untuk mencapai kesuksesan tersebut. Dengan membuat rencana tersebut, kita akan lebih terbimbing dan terarah dalam meraih kesuksesan kita.

8. Jangan terlalu pusing untuk menyenangkan semua orang
The last but not least. Jangan pernah berusaha untuk bisa menyenangkan semua orang. Saya paham bahwa budaya masyarakat kita bukanlah budaya individualis. Kita cenderung ingin supaya orang lain memiliki kesan yang baik pada kita.

Dengan menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita berusaha untuk peduli dan berbuat baik pada orang lain. Tapi pada kenyataannya, kita tidak bisa menyenangkan SEMUA ORANG karena setiap orang tentunya memiliki pandangan yang berbeda terhadap kita.

Jadi daripada kita pusing bagaimana membuat orang lain senang terhadap kita, lebih baik kita berusaha untuk hidup dengan baik. Belajar memahami dan menyayangi diri sendiri, belajar memberi dengan tulus tanpa pamrih, belajar mendengarkan orang lain tanpa menghakimi, belajar untuk hidup sehat dan sebagainya.

Tidak mudah melatih kekuatan mental namun bukan berarti sulit bagi mereka yang mau. Seperti lagunya Kelly Clarkson: "What doesn't kill you make you stronger". Cherio!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun