Irma Suryani
Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pembimbing : Dra. Arrfida Boedirochminarni, M.s.
Indonesia sedang panas dibicarakan di berbagai negara, banyak negara-negara yang membicarakan Indonesia mengenai perekonomian Indonesia yang isunya saat ini naik hingga mencapai 5,72%. Saat ini perekonomian yang ada di Indonesia menunjukan bahwa mereka siap untuk menghadapi isu resesi dunia pada tahun 2023 sejak awal bulan lalu.
Dengan menggunakan ekonomi yang kuat, Bank Indonesia (BI) tentunya punya ruang untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi. Bank Indonesia (BI) kemudian menaikkan suku bunga acuannya (BI 7 Day Reverse Repo Rate) selama tiga bulan beruntun hingga Oktober lalu dengan total 125 basis poin menjadi 4,75%, deposit facility menjadi 4% dan lending facility 5,5%. Hal ini diharapkan untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah, yang belakangan terpuruk, sekaligus menjaga inflasi akan tidak tinggi.
Dengan adanya kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) maka seluruh sektor suku bunga kredit perbankan saat ini jauh lebih tinggi dalam peningkatan perekonomiannya. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan rata-rata suku bunga dasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sudah naik 4 bps menjadi 8,61% pada Agustus, dari 8,57% pada Juli. Perbankan sudah mulai mengerek suku bunga saat BI pertama kali menaikkan suku bunga.
Jadi, Indonesia akan lebih siap dalam isu resesi 2023, karena pada saat ini Indonesia sudah berbondong-bondong untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan memanfaatkan suku bunga yang terbilang jauh lebih tinggi daru suku bunga sebelumnya. Oleh karena itu, perekonomian di Indonesia akan melesat pulih dari tahun-tahun sebelumnya.