Lonjakan harga keluarga bawang di pasaran, beberapa waktu belakangan ini rupanya tidak menguntungkan siapa-siapa. Di sisi pembeli, mereka merugi karena harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli bawang. Lucunya lagi, di sisi pedagang pun mengalami kerugian karena omset mereka yang turun.Â
Diperkirakan, pembeli mengurangi porsi belanja bawang mereka sehingga omset pedagang bawang ikut-ikutan turun.Â
Sejak beberapa waktu terakhir, harga bawang memang melonjak tidak keruan. Awalnya harga bawang berkisar di angka Rp 20 ribuan per kilogram, kini harganya mencapai Rp 40 ribuan. Ada kenaikan sekitar 100 persen lebih. Tak heran bila orang-orang mengerem nafsu mereka untuk membeli bawang.
Di wilayah Bali, para pedagang bawang di pasar menceritakan bahwa transaksi penjualan bawang mereka turun seiring dengan naiknya harga bawang. Warga sendiri mengurangi pembelian.
Masalahnya, tingginya harga bawang ini terjadi di mana-mana. Mulai dari Jakarta, Sumatera, hingga Jawa. Kini, Bali tutur terkena.Â
Lucunya, sejauh ini belum ada solusi terkait harga bawang yang tinggi itu. Operasi pasar yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan) di Jakarta dan sekitarnya selama sepekan terakhir ini masih belum mampu meredam harga bawang.
Mengacu pada data Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), harga tertinggi bawang merah di pasar eceran DKI Jakarta sampai 16 April 2019 masih tinggi Rp. 55.000/kg. Harga terendah Rp. 32.000/kg, sedangkan harga rata-rata harian Rp. 43.800/kg. Harga bawang putih di beberapa pasar juga belum turun secara signifikan. Harga tertinggi bawang putih di pasar eceran DKI Rp. 60.000 dan terendah Rp. 30.000, sedangkan harga rata-rata Rp. 41.700.
Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena sudah ada contoh nyata bahwa harga bawang yang tinggi itu berdampak negatif bagi semua pihak. Tanpa adanya solusi, bukan tidak mungkin pedagang akan makin merugi. Belum lagi bila dihitung dampaknya terhadap rapor ekonomi pemerintah.Â
Bank Indonesia (BI) mencatat berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu kedua April 2019 terjadi inflasi 0,25% secara bulanan. Sedangkan year to date (ytd) 0,61% kemudian secara tahunan 2,64%.