Mohon tunggu...
irmanda nyoman
irmanda nyoman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita bagi Indonesia Lebih Baik

Menyampaikan aspirasi dan gagasan demi kebaikan setiap wanita dan kaum marjinal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekspor Hasil Kerajinan UMKM Bali, Strategi Bertahan di Tengah Pandemi

25 Agustus 2021   11:22 Diperbarui: 25 Agustus 2021   11:29 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: dokumentasi tim

Selama pandemi, kondisi usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) memang cukup memprihatinkan. Di Bali yang merupakan rumahnya pariwisata dan kerajinan tangan, sektor ini semakin terdampak semakin parah.

Para pengusaha dan pengrajin di Bali mengaku mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan. Sebagai contoh, pasca penerapan PPKM, penjualan pakaian adat Bali anjlok.

"PPKM sangat berdampak, omzet berkurang hingga 50%. Bulan Juli khusus kamen sekitar 600 pcs sebulan, kadang dua sampai tiga minggu sudah habis barang. Tapi karena PPKM cuma laku setengahnya, karena pelanggan mikir dua kali kalau mau beli kondisi begini," kata Risa Umami, seorang pengusaha distributor pakaian adat Bali.

Risa hanya satu dari sekian banyak pengusaha yang terdampak pandemi. Pasalnya, sebagian besar pendapatan warga Bali berasal dari industri kreatif, yang mayoritas bertopang pada konsumen mancanegara.

Seperti diketahui, jumlah wisatawan mancanegara di Bali menurun hingga 99,97% sejak Mei 2020. Bali pun mengalami kerugian sekitar Rp9,7 triliun setiap bulan dari sektor pariwisata saja. 

Menyemai asa

Melihat kondisi tersebut, banyak pihak berusaha mendorong UMKM Bali untuk mampu bertahan. Salah satunya Regina Vianney Ayudya, pemilik Ava Naturals yang bergerak di bidang skincare. Dia pun tergerak untuk membuka peluang pasar baru bagi pelaku UMKM di Bali.

Ibu dua anak ini bercerita bahwa secara kebetulan dirinya datang ke Pulau Dewata ketika awal pandemi karena ada sebagian kliennya yang tinggal di Bali. Ketika itu, Regina sedih melihat toko-toko yang biasanya ramai kini sepi pembeli. Bahkan, banyak pula yang tutup.

"Di sini, saya melihat opportunity-nya luar biasa. Pengrajin-pengrajin di sini semuanya terdampak pandemi, sepi banget. Padahal saya tahu barangnya bagus-bagus dan mereka bisa ekspor selama ini," ucap Regina dalam wawancara telepon pada 19 Agustus 2021.

Awalnya, dia tergerak untuk membantu mereka dengan tujuan sederhana, yakni agar bisa bertahan hidup. Kemudian, Regina memutuskan membeli produk para pengrajin tersebut, dari home decor sampai kerajinan lainnya. Setelah itu, dia menjualnya di marketplace di luar negeri, di bawah brand yang berbeda dari Ava Naturals miliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun