Mohon tunggu...
Irma Muthiah Saleh
Irma Muthiah Saleh Mohon Tunggu... Guru - Guru/Hidaytullah Balikpapan

Berkebun/Agriculture

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berdamai dengan Luka - Part 2

9 Juni 2022   13:15 Diperbarui: 9 Juni 2022   18:21 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rini, wanita periang yang rajin itu kini telah mendapatkan kembai cintanya. Baginya pengakuan sang suami sudah lebih dari cukup untuk menjadi jaminan bahwa lelaki itu masih memilihnya.

Arya yang sudah dipecat dari kantornya sejak menghilang selama hampir 3 bulan kini menjadi lelaki rumahan. Sehari-hari ia  hanya mengantar jemput anak istrinya. Bersyukur Rini seorang perempuan cerdas dan rajin sehingga tidak sulit baginya untuk mendapatkan pekerjaan meskipun dengan gaji yang tidak seberapa. Berbekal ijazah yang dimilikinya dia berhasil diterima mengajar di sebuah sekolah swasta dekat  komplek tempat tinggalnya.

Kehadiran kembali sang suami sungguh suatu anugrah baginya. Meskipun tidak bisa dipungkiri seorang suami yang hanya tinggal di rumah ketika istrinya harus bekerja, kadang kala menjadi cibiran masyarakat. Namun bagi Rini itu bukanlah sebuah aib. Dia cukup bahagia melihat anak-anaknya yang kembali bisa merasakan kehadiran seorang ayah.

Tak terdengar sekalipun keluhan meskipun  tugasnya kini tambah berat. Arya tentu saja  cukup faham dengan beban istrinya, sehingga tugas-tugas rumah berusaha dia kerjakan ketika istrinya tidak di rumah. Ironis memang bagaikan sebuah dunia yang terbalik, tapi fakta tersebut tidak bisa dipungkiri. Tidak semua laki-laki beruntung mendapatkan pekerjaan. Sementara di lain sisi justru sebagian istri ada yang bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.

Kondisi tersebut tidak membuat Rini menjadi superior hingga menjadikan suaminya pembantu di rumah. Dia tetap mengerti dengan perannya sebagai seorang ibu. Di sela kesibukannya sebagai seorang pendidik, sebisa mungkin urusan rumah tangga tetap dikerjakannya. Meskipun kadang kala dia butuh untuk dimanja dan dilayani sang suami. Apalagi dengan kondisi kandungannya yang sudah mendekati masa kelahiran.


"Dek nanti syukuran Alif ikut di rumah ibu aja," kata Arya tiba-tiba. Membuyarkan lamunan Rini yang memang sedang resah. Jangankan mikirin aqiqah, bagaimana menyiapkan dana untuk biaya melahirkan saja dia masih bingung.

"Iya akan ada acara pernikahan ponakan di rumah ibu pekan depan, kita sekalian numpang merayakan syukuran atas kelahiran Alif," sambung suaminya lagi.
"Tapi bang ... ," ragu Rini meneruskan kata-katanya.

Arya yang menangkap kerisauan istrinya segera menimpali. "Adek gak perlu risau, kita gak harus keluar biaya. Semua Bang  Rafi yang tanggung," lanjutnya sehingga Rini menjadi agak lega.

Acara pernikahan berlangsung hikmat. Rini pun lega karena meskipun belum potong kambing untuk aqiqah putranya  tapi setidaknya dia sudah mengundang rekan kerjanya untuk menikmati suguhan syukuran atas kelahiran anaknya yang keempat.

Namun satu hal yang Rini tidak tahu, ternyata istri kedua suaminya ikut hadir di acara tersebut. Arya diam-diam ternyata tetap berhubungan dengan istri keduanya bahkan sudah pernah mengenalkan kepada keluarganya.

Warga komplek pun kembali riuh menyebar gossip dan akhirnya sampai juga ke telinga Rini. "Bu Rin, apa betul suami Bu Rini masih bersama istri keduanya?" Selidik rekan ngajarnya ketika Rini kembali aktif mengajar selepas masa cuti. Dia merasa iba dengan Rini yang begitu percaya kepada suaminya sementara dia tahu Arya masih  bersama istri keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun