Mohon tunggu...
Ircham Arifudin
Ircham Arifudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Club (KBC-53): penulis receh sekaligus penikmat kopi tanpa gula

menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekuatan Pemuda adalah Kekayaan yang "Nyata" bagi Dunia

12 Maret 2020   14:06 Diperbarui: 12 Maret 2020   14:06 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam setiap kehidupan masyarakat, kaum muda (pemuda) menjadi kekuatan yang diharapkan dapat membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Jika kaum mudanya sudah memaksimalkan potensi diri masing-masing, maka bisa dipastikan masa depan masyarakatnya akan berubah menjadi lebih baik.

Tak berlebihan jika Kailash Satyarthi (aktivis HAM dari India) mendapat hadiah Nobel untuk bidang perdamaian tahun 2014, atas perjuangannya melawan penindasan anak-anak dan pemuda di India. Bahkan ia pernah mengatakan: "The power of youth is the common wealth for the entire world. The faces of young people are the faces of our past, our present and our future. No segment in the society can match with the power, idealism, enthusiasm and courage of the young people." Sejalan dengan pemikirannya, Benjamin Disraeli (Perdana Menteri Inggris semasa Ratu Victoria) juga pernah berkata: "Almost everything that is great has been done by youth." Hampir segala sesuatu yang hebat telah dilakukan oleh kaum muda

Konsepsi tentang pemuda telah banyak dibahas dalam berbagai gambaran dan kemasan. Secara umum sifat daripada pemuda yang sarat akan inovasi, kreasi bahkan solusi telah mampu menjadikan berbagai fenomena sosial yang hebat. Memang pemuda tak lain adalah manusia biasa, namun yang membedakannya adalah semangat berkarya dan berjuangnya. Bahkan Al-Qur'an dengan indahnya telah memberikan kisah teladan para pemuda gua (ashabul kahfi) yang terkenal kokoh iman dan teguh pendirian dalam memegang prinsip kebenaran. Allah SWT memujinya dalam ayat:

"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka" (QS Al-Kahfi [18]: 13).

Sebegitu dahsyatnya peran strategis dan kekuatan pemuda dalam membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, maka diperlukan prioritas peningkatan kualitas pemuda. Pemuda tidak hanya ditempatkan sebagai penerima manfaat dari suatu program kegiatan , tetapi juga harus terlibat sebagai pengendali dalam prosesnya.

Menurut KH. M. Rifai Abdullah, Pengasuh Pesantren Al-Inayah-Jambi (sebagaimana dimuat dalam NU Online, 19 Juni 2019), ada beberapa kunci sukses pemuda dalam menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat saat ini, yaitu ilmu pengetahuan, pergaulan atau jaringan, dan pengalaman.

Dengan ilmu pengetahuan maka akan lahir sebuah pola pikir atau mindset yang berbeda dalam memandang sesuatu. Jika ilmunya banyak maka akan membuat pola pikir sekarang pemuda itu maju pula. Ilmu yang mumpuni harus ditopang dengan pergaulan yang luas. Hal ini supaya ilmu tersebut memiliki kemanfaatan yang lebih banyak. Selain itu, pergaulan yang luas juga akan membuka wawasan baru dan cara pandang baru terhadap suatu masalah. Dalam ajaran Islam anjuran untuk bergaul luas ini diistilahkan dengan silaturahim.

Dalam silaturahim seorang hamba akan mendapatkan rezeki yang banyak. Rezeki bisa berupa ilmu, kesehatan dan harta, dan kunci silaturahim bisa sukses yakni tidak mendahulukan pikiran jelek kepada seseorang. Kunci sukses yang ketiga yaitu pengalaman. Generasi muda Islam harus kreatif dan inovatif dalam bidang yang digelutinya. Dari proses tersebut maka akan melahirkan pengalaman baru yang terkadang tidak ditemukan di bangku kuliah atau saat ngaji di pesantren.

Untuk mendapat pikiran kreatif maka seseorang harus membaca yang banyak. Membaca di sini diartikan membaca keadaan sekitar dan baca buku. Namun kebanyakan manusia dewasa ini malas membaca sehingga timbul sikap cuek, terkadang ada yang mau membaca tapi malas memikirkan hasil bacaannya. Padahal yang ideal itu, setelah baca lalu pikirkan dan kemudian diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun