Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Belajar Kedisiplinan dan Humanisme dari Mendiang Coach Alfred Riedl

10 September 2020   06:32 Diperbarui: 10 September 2020   14:29 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alfred Riedl (tengah) berjalan bersama pemainnya usai dikalahkan Thailand di final leg 2 Piala AFF 2016. | foto: Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Indonesia pernah punya pelatih timnas sepak bola super disiplin dan keras. Latihannya disebut latihan ala tentara. Nama pelatih tersebut adalah Anatoli Polosin, pelatih asal Uni Soviet yang berhasil mengantarkan timnas memenangi medali emas Sea Games 1991 Filipina.

Berkat ketegasan dan disiplin tinggi yang diterapkan Shin Tae-yong, pecinta sepak bola tanah air dibuat ingat kembali akan sosok Anatoli Polosin. Polosin terkenal akan metode latihan fisiknya yang membuat beberapa nama beken pada masa itu muntah-muntah, pingsan, bahkan mundur dari pelatnas.

29 tahun kemudian, giliran Shin Tae-yong (STY) yang sukses menyita perhatian pecinta sepak bola tanah air. Metode latihan fisiknya yang keras dibarengi kedisiplinan tinggi mampu membuat semua pecinta timnas Indonesia terkagum-kagum. STY tak sekadar menggembleng pemain timnas menuju kualitas yang lebih baik tapi juga menunjukkan borok beberapa pemain timnas.

Akan tetapi, publik lupa, bahwa sebelum STY ada satu sosok pelatih timnas yang dikenal disiplin, tegas, tapi juga humanis. Ia adalah Alfred Riedl.

Coach Alfred adalah sosok yang tegas kepada para pemain timnas, menuntut anak asuhnya untuk disiplin, dan dikenal tanpa kompromi dalam membuat keputusan.

Belajar disiplin dan humanis dari Alfred Riedl

Publik harusnya ingat, sebelum STY mencoret dua pemain timnas U-19 yang telat latihan hingga membuat keduanya gagal TC ke Kroasia, langkah serupa sudah lebih dulu dilakukan Alfred Riedl. Coach Alfred melakukan itu sebelum gelaran Piala AFF 2010.

Coach Alfred tanpa kompromi mencoret nama Boaz Solossa, striker lokal tertajam pada masa itu. Coach Alfred mencoret Boaz dengan alasan indisipliner, sering mangkir latihan hingga tidak serius dalam sesi latihan timnas. Fakta ini juga dibuktikan dengan penuturan mantan anak asuhnya dulu, M. Ridwan.

"Alfred bercerita akan mencoret satu pemain bintang kala itu yang menjadi top scorer karena tidak disiplin. Saya bilang, kenapa tidak ditunggu dulu kan sayang. Kami terkejut dengan jawaban Riedl, yang berkata tidak ada waktu lagi untuk menuggu dan harus memikirkan pemain yang lainnya. Dia tidak ingin tim yang sudah terbentuk berantakan.", terang M. Ridwan perihal pencoretan Boaz, dikutip dari ayosemarang.com

Ya, dibalik sikap tegas, disiplin, dan tanpa komprominya, Alfred Riedl ternyata sosok yang peduli. Nyatanya, humanisme pria asal Austria itu begitu tinggi. Di balik wajar datarnya, Riedl menyimpan kepeduliannya kepada pemain asuhannya.

"Memang terlihat datar. Namun, sebenarnya sangat humoris kepada pemain. Bahkan beliau sangat melindungi pemain dari gangguan-gangguan luar agar pemain fokus dalam satu pertandingan." ucap Ridwan soal gaya melatih Riedl, dikutip dari ayosemarang.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun