Mohon tunggu...
irfan amri
irfan amri Mohon Tunggu... -

Motto hidup : Berpikir besar, berusaha maksimal, berdo'a dan sukses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

‘Tidak Sempurna’, Jangan Menyerah pada Hidup

17 Juni 2013   20:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:52 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering



Kali ini saya akan menceritakan tentang seorang anak yang terbilang kuat dan tetap semangat dalam menjalani hidupnya. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi siapapun yang membaca.

Ibu saya mendirikan sebuah katakanlah sebuah bimbingan belajar yang diberi nama Tempat Belajar Calistung dan Komunitas Belajar Matematika yang InshaALLOH akan digabung menjadi sebuah yayasan. (Ros Foundation), minta do’anya semoga rencana pendirian yayasan berjalan lancer, aminnn.

Menjelang akhir tahun ajaran sekolah ini dimana dalam hitungan minggu lagi akan ada kenaikan kelas dan pembagian raport. Ibu saya menerima seorang siswa dengan inisial B. siswa ini berbeda dengan siswa lainnya, si B memiliki anggota badan yang kurang lengkap dikarenakan beberapa waktu lalu dia dan keluarganya mengalami suatu peristiwa dimana mereka sekeluarga dicopet saat sedang mengendarai motor. Dan akhirnya mengalami kecelakan. Yang lebih parah siswa ini harus kehilangan salah satu kakinya dan menggunakan tongkat untuk berjalan. Ayah dan ibunya juga kini berjalan dengan bantuan tongkat.

Alasan saya membuat tulisan ini, saya mengamati tingkah laku si B dalam beberapa hari ini saya melihat dia selalu bersemangat saat mau belajar. Dengan diantar oleh ibunya, dia mengayunkan tongkatnya dengan semangat untuk masuk kelas. Dalam kelas-pun dia semangat, walaupun tetap saja selalu ngobrol alias berisik saat belajar. Dan saat pulang, dia tetap semangat dan berteriak ke ibunya minta jajan, dasar anak-anak. Hehehe…

Cerita ibunya-pun saat dia bersekolah, dia lebih senang jalan kaki dan menyisihkan uang jajannya untuk bekal jajan dibandingkan naikangkot. Padalah dia berjalan dengan bantuan tongkat dan pastinya membutuhkan tenaga ekstra dibandingkan teman-temannya. Di kelas-pun ibunya menjelaskan si B tidak pernah merasa minder walau punya badan yang kurang lengkap. Sampai gurunya pun memuji dia.

Sungguh cerita yang mengesankan dan memang sesuai dengan pengamatan saya selama dia belajar di bimbel ibu saya, dia itu tipe anak yang tidak pernah menyerah, bersemangat, dan rajin. Padahal kalau kita sering lihat banyak anak-anak yang memiliki katakan kekurangan fisik pastinya memutuskan untuk tidak bersekolah dan minder bila ketemu dengan teman sebaya mereka.

Untuk hasil belajarnya, saya belum bisa memastikan apakah dia sudah bisa dikatakan menguasai pelajaran atau belum, mengingat dia baru belajar di bimbel ibu saya baru hitungan 2 minggu. Karena bagi saya dan ibu saya ukuran berhasil tidaknya seorang murid menguasai pelajaran tidak bisa diukur dalam hitungan satu bulan saja minimalnya dalam 3 bulan hasil belajar akan terlihat. Tapi melihat dari semangat si B belajar dan juga kerajinannya, saya mungkin bisa katakan dia akan bisa menguasai pelajaran sekolah nantinya.

Si B ini saya harapkan dapat menjadi contoh bagi teman sebaya ataupun kita yang memiliki anggota badan yang lebih lengkap untuk selalu bersemangat dan jangan minder karena kekurangan kita.Minder hanya akan mematikan hidup kita.

Lawan rasa minder kita, jadikan minder sebagai pemacu semangat dalam menjalani hidup, Sukses dapat kita raih bila kita mau tetap ‘pede’ dan selalu berusaha dengan semua yang kita miliki (kemampuan) walaupun kita banyak kekurangan.

Untuk si B, saya harap kamu tetap semangat belajar dan dapat mewujudkan cita-cita kamu.

Semangat terus yah dan Sukses untuk si B.

Dan sukses untuk kita juga, guys

Thanks sudah mau baca tulisan yang sederhana ini dan semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kita semua. .

- Irfan -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun