Akhir-akhir ini saya banyak mendapatkan pertanyaan , baik dari teman-teman maupun saudara-saudara dan termasuk dari kedua orang tua saya yang sudah tidak sabar untuk menantikan momen terindah dalam kehidupan ini .
Tidak lain dan tidak bukan adalah "Menikah " . Namun , Bagaimana Ingin Menikah Jika Pasangan Aja Belum Punya ? Kutipan pertanyaan yang sama seperti judul di atas yang menggambarkan saya saat ini yang masih jomblo atau belum memiliki pasangan hidup .
Mengenai kisah cinta saya selama hidup ini juga penuh dengan lika-liku , dari yang awalnya mengenal istilah "Cinta Monyet " atau ketika baru memasuki bangku sekolah SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan barulah saya mulai mengenal rasa jatuh cinta .
Pada awalnya , saya pergi ke sebuah perpustakaan sekolah untuk membaca buku . Namun setelah selesai membaca buku dan ingin kembali ke kelas , pandangan pertama saya dan dia mulai membuat saya terpana asmara . Dan spontan saja , dia pun tidak keberatan dan senyum-senyum sendiri saat menatap wajah saya . Singkat cerita , saat itu saya juga langsung mengutarakan perasaan layaknya Dilan dan Milea ataupun Roman dan Wulan dan sampai berpacaran ala anak remaja sekolah .
Dia yang dimaksud adalah Astrid , tapi ini bukan nama Astrid yang penyanyi dengan lagu "Terpukau" bukan ya teman teman ... Dan dia ini  adalah teman saya yang satu kelas saat duduk di bangku sekolah SMK kelas 1 atau kelas 10 . Kemudian tidak berselang lama dan hanya berjalan sekitar 2 bulan saja .
Berlanjut pada cinta yang kedua , saat masih duduk di bangku sekolah SMK juga , kali ini saat masuk di kelas 11 atau kelas 2 SMK . Dia bernama Mirna . Dan inilah indahnya jatuh cinta pada remaja yang menurut saya adalah paling berkesan sepanjang hidup saya .
Terhitung sejak duduk di bangku sekolah SMK kelas 11 itu , saya dan Mirna menjalin hubungan cinta yang cukup lama hingga saya dan dirinya lulus dari sekolah SMK Â .
Berlanjut pada saat saya mulai masuk dunia kerja , sementara Mirna mulai sibuk karirnya di dunia perkuliahan di salah satu universitas di Tangerang dengan mengambil jurusan Teknik Informatika . Namun saat itu Alhamdulillah komunikasi antara kita masih berjalan lancar dan baik .
Bahkan sesekali saya yang menjemput Mirna waktu kuliah untuk kemudian pulang bareng , dan pada saat Sabtu Minggu atau weekend , saya juga pergi jalan-jalan bersama dengan menggunakan sepeda motor dan tentunya dua helm , dimulai dari nonton film di bioskop , makan bakso , hingga pergi ketempat wisata Kota Tua Jakarta . Dan itu sangatlah indah dan terlebih lagi saat itu belum ada yang namanya pandemi Covid-19 seperti sekarang ini .
Namun sayangnya pada tahun 2018 , kabar yang membuat saya terkejut dan sedih datang . Ini berawal dari ibundanya Mirna yang menelpon saya selepas saya pulang kerja dan saat itu saya mendapat kabar jika Mirna meninggal dunia dan pergi untuk selamanya .
Seperti diketahui sebelumnya , almarhum Mirna ini meninggal dunia akibat penyakit Leukimia atau kanker jaringan pembentuk darah yang dideritanya selama kurang lebih dua tahun terakhir . Saya terutama merasa syok dan masih tidak percaya , namun setelah itu saya juga berusaha untuk melupakan dengan perlahan meskipun sesekali masih teringat dengan kenangan manisnya hingga terbawa mimpi .