Mohon tunggu...
Irenius Selsus Rengat
Irenius Selsus Rengat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Malang

Qui totum vult totum perdit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Itu Manusia menurut Xun Zi?

15 Februari 2024   11:01 Diperbarui: 15 Februari 2024   11:01 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Latar Belakang Pemikiran Xun Zi

Xun Zi hidup pada zaman negara saling berperang (420-221 SM), ketika itu ada berbagai aliran pemikiran di Tiongkok sedang mengalami perkembangan yang pesat. Sebab pada masa itu juga situasi masyarakat menuju kearah pemerintahan yang terpusat sentralisasi serta menganut system feudal dengan tujuan menentramkan keadaan masyarakat dalam situasi yang sedang kacau balau. Selain pemerintahan yang terpusat, bidang Pendidikan juga diarahkan menjadi yang terpusat. Dalam keadaan demikian Xubn Zi mencoba menggabungkan beberapa doktrin filsafat untuk memunculkan dan memantapkan doktrinya sendiri.

Xun Zi menggabungkan pemikiran ajaran Konfusius dengan pemikiran fa. Xun Zi merupakan cendekiawan terakhir yang mengkomplikasi pemikiran ajaran Konfusius padazaman pra dinasti Qin. Faktor-faktor yang menyebabkan Xun Zi membahas pemikiran fa adalah karena Xun Zi berpendapat bahwa sifat asli manusia adalah buruk, maka manusia harus diikat dengan undang-undang dan kesusilaan sebagai pengawal perilakunya. Dia berpendapat bahwa peperangan yang terjadi terus-menerus adalah disebabkan karena terjadinya kegagalan dalam mengawal tingkah laku manusia. Maka, bagi Xun Zi jika ingin membangun sebuah negara yang kuat haruslah dimulai dengan penyempurnaan diri perilaku manusia.

Sifat Manusia (xingseong)

Menurut Xunzi, "Human Nature is Evil" dibingkai sebagai argumen dengan Mencius. Xunzi menggunakan xing dalam pengertian yang berbeda secara mendasar: Apa yang sejak lahir disebut xing (Xunzi 22.1b). Jadi, xing mengacu pada kemampuan dasar, kapasitas, dan keinginan yang kita miliki sejak lahir, yang tidak dapat disebut "baik" karena mengikuti dorongan kemanusiaan kita, tanpa merenungkannya dan memoderasinya, akan membawa kita untuk bertindak berbahaya.

Teori yang dikemukakan oleh Xunzi secara tidak langsung bertentangan dengan Mencius yang mengemukakan bahwa sifat asli manusia pada dasarnya adalah baik, mereka berdua sama-sama mengklaim dirinya sebagai lanjutan ajaran dari Konfusius. Xunzi dikenal sebagai representasi sayap realistik dari ajaran Khonghucu. Xunzi mengatakan bahwa segala sesuatu yang baik merupakan hasil dari usaha manusia. Xunzi berpendapat bahwa sifat asli manusia ialah buruk. Di dalam kitab Xunzi tertulis: "Sifat manusia itu bersifat semula jadi dan tidak perlu didiskusikan lagi." Tetapi secara eksplisit, Xunzi cenderung menganggap sifat asli manusia adalah buruk. Di dalam kitab Xunzi tertulis: "Sifat manusia mengandung perasaan benci, suka, marah dan sedih, maka hal ini disebut sebagai perasaan."

manusia lahir dari alam semesta secara alamiah, karena itu naluri dasar manusia cenderung untuk memenuhi kepuasan keinginan diri sendiri dan akan bersaing dengan manusia yang lainnya untuk memenuhi kebutuhannya, jika ini dibiarkan tidak dibatasi dan dibimbing dengan benar. Pandangan ini membuat Xunzi menyimpulkan bahwa sifat asli manusia adalah buruk daripada baik. Buruk maksudnya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan egois.

Perasaan pribadi menjadi titik tolak manusia berbuat jahat, karena perasaan itu pula manusia tidak mampu memperhatikan sesamanya dan sulit untuk berbuat baik. Para koruptor adalah contoh manusia yang jahat karena dikuasai oleh keinginan pribadinya, tanpa memperhatikan sesamanya sebagai manusia yang harus ditolong. Oleh karena itu segala kejahatan disebabkan karena manusia memiliki perasaan dan keinginan. Apabila sifat asli itu tidak diarahkan kepada yang baik, maka sifat tersebut akan tercemar dan manusia akan melakukan segala perbuatan jahat. Maka Xun Zi menekankan fungsi Pendidikan. Dalam kitabnya dikatakan "Orang bijaksana dapat mengubah sifat asli manusia menjadi memiliki kemanusiaan. Setelah terbentuk kemanusiaan, maka akan timbul kesusilaan dan ketulusan, setelah itu barulah timbul peraturan yang bisa dilaksanakan dengan baik."

Manusia bagi Xun Zi perlu dididik dan diberi ajaran tentang nilai-nilai kemanusiaan, sehingga dengan arahan itu manusia akan mampu mengubah hidupnya dari yang awalnya jahat mejadi baik dan lebih mengutamakan kepentingan bersama. Manusia yang tidak mau dididik berarti manusia yang jahat dan tidak mau peduli terhadap sesamanya. Ia lebih mengutaman diri sendiri, ketimbang nilai kebersamaan. Maka, dari itu manusia yang berhasil adalah manusia yang mampu menguasai keinginan pribadinya dengan memberi diri dididik demi kepentingan bersama sebagai sebuah kebaikan yang dicapai dalam kehidupan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun