Mohon tunggu...
Ida R Djachrab
Ida R Djachrab Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga, ibu dua orang putri.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Memasarkan Lembaga Pendidikan

1 September 2014   22:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:53 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah lembaga pendidikan khususnya sekolah boleh memasarkan diri? Pertanyaan ini mungkin agak tabu. Pasalnya lembaga pendidikan bukan barang konsumsi yang harus ditawar-tawarkan supaya laku Sekolah adalah lembaga yang membentuk anak didik atau siswa menjadi manusia yang berpengetahuan, cerdas dan berakhlak mulia.

Memang masih banyak di antara pengelola lembaga pendidikan yang menganggap lembaga pendidikan tidak layak menawar-nawarkan diri atau dengan perkataan lain “menjual diri” agar dapat menjaring calon siswa. Ibaratnya, sekolah adalah dokter yang tentu saja tidak layak mengiklan diri tentang kemampuan dan menjanjikan kesembuhan kepada pasiennya.

Fakta masa kini, memang tidak bisa kita pungkiri bahwa berbagai lembaga pendidikan tumbuh dan berkembang di mana-mana. Hal itu tentunya harus kita sambut baik, karena masih banyak di antara para pendidik yang memiliki idealisme untuk mencerdaskan bangsa.

Selain idealisme, suka atau tidak suka memang dunia pendidikan adalah lahan yang menggiurkan untuk investasi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan kebutuhan akan pendidikan berkualitas memicu menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan dari mulai TK s.d Perguruan Tinggi.

Kegiatan belajar dan mengajar tentunya akan berjalan baik jika ada siswa yang dididik. Artinya setiap sekolah, khususnya sekolah swasta harus bersaing memperebutkan calon peserta didik. Fasilitas sekolah yang mumpuni belum menjamin keberlangsungan sekolah jika tidak ada siswa.

Memperebutkan calon siswa berarti kegiatan pemasaran. Para pengelola lembaga pendidikan harus mengetahui taktik strategi pemasaran ataupun manejemen pemasaran. Manajemen pemasaran merupakan kegiatan menganalisa,merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan siswa/orangtua sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Pengggunaan istilah pemasaran pada saat ini sudah sangat berkembang di segala sektor.Demikian pula pengertian pemasaran sudah sangat luas dan halus. Pemasaran berarti mengenai bagaimanacara untuk memuaskan konsumen (siswa/orangtua siswa). Seperti diketahui bahwa lembaga pendidikan adalah sebagai kegiatan yang melayani konsumen, berupa siswa, mahasiswa, dan juga masyarakat umum.Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi layanan.

Layanan ini dapat dilihat dari berbagai bidang, mulai dari layanan dalam bentuk fisik bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu. Jadi, pemasaran jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan.

Meskipun secara umum pengertian pemasaran yang diterapkan dalam pemasaran lembaga pendidikan dengan pengertian pemasaran yang umum dengan lembaga-lembaga usaha perdagangan, namun dalam implementasinya harus berbeda.

Memasarkan lembaga pendidikan harus disampaikan secara soft dan elegan. Penggunaan kata-kata bombastis dan terlalu banyak menjanjikan justru akan mengurangi kepercayaan calon siswa/orang tua siswa. Begitu juga terlalu banyak menjanjikan akan membuat calon siswa/orangtua siswa mempertanyakan kredibilitas lembaga pendidikan tersebut.

Sebagai contoh ada lembaga pendidikan yang terlalu bersemangat, sehingga pesan-pesan pemasarannya terlalu banyak menjanjikan (over promise), seperti lulusan dijamin kerja, hadian laptop 50 pendaftar pertama, dijamin lulus dsb.

Pesan-pesan pemasaran lembaga pendidikan harus soft untuk menimbulkan kepercayaan konsumen. Ingat yang dijual oleh lembaga pendidikan sebenarnya tidak semata-mata fisik sekolah, tenaga pengajar melainkan kredibilitas lembaga. Sekali konsumen meyakini kredibilitas lembaga pendidikan maka mereka akan mendaftar sebagai calon siswa.

Cara pemasaran yang dianggap tepat dan tidak terlalu memerlukan biaya besar atau public relations atau kehumasan. Teknik-teknik komunikasi yang halus dan ditujukan untuk membina relasi dengan calon siswa/orangtua siswa dipercaya lebih efektif. Contoh kegiatan kehumasan yang bisa dilakukan adalah menyelenggarakan open house. Jadi dalam waktu yang sudah direncanakan, sekolah mengundang masyarakat di sekitar sekolah untuk masuk dan melihat kondisi sekolah. Dengan melihat langsung calon siswa akan mengetahui kondisi sekolah secara langsung.

Kegiatan kehumasan lain, adalah menyelenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan sekolah lain atau masyarakat secara umum. Dengan cara ini sekolah menginvestasikan hubungan baiknya dengan masyarakat sekitar dan menciptakan ikatan emosional untuk menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut.

Di era dimana setiap orang, setiap lembaga bersaing, kegiatan pemasaran perlu dilakukan. Lembaga pendidikan pun demikian, ia harus memasarkan lembaganya, minimal mengkomunikasikan keberadaanya di tengah masyarakat.  Jadi kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang melekat pada seluruh lembaga pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun