Mohon tunggu...
Irawan
Irawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pelahap informasi...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua Gubernur Capres, Jokowi dan Aher, Yang Beda Nasib...

18 Maret 2014   16:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13963723031408039430

[caption id="attachment_329580" align="aligncenter" width="780" caption="Gub. Jokowi (kiri) dan Gub. Aher (kanan), seusai mengadakan pertemuan tertutup membahas kerjasama kedua provinsi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (31/10/2012). Gambar : Tribun Jabar/Gani Kurniawan"][/caption]

Kalau lupa atau belum tahu, saat ini sebenarnya kita punya dua calon presiden (capres) yang masih menjabat gubernur. Capres yang pertama tentu sudah diketahui bersama, melihat pro dan kontra yang semakin memanas di mana-mana, yaitu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Capres yang kedua adalah  Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher).

Masyarakat dan media massa selama ini terkesan tidak bersikap adil terhadap keduanya.Mari kita lihat sekilas persamaan dan perbedaan kedua capres ini;

1).  Gubernur yang masih menjabat

Jelas sekali bahwa baik Jokowi dan Aher merupakan pemenang Pilkada cagub, jadi sama-sama mengemban amanah dari para pemilihnya. Jokowi sudah menjabat Gubernur DKI Jakarta selama 1,5 tahun, dilantik 5/10/2012 untuk periode 2012~2017, sementara Aher belum setahun menjalani masa kedua jabatan Gubernur Jabar, dilantik 14/6/2013 untuk periode 2013~2018.

2). Dicapreskan oleh partai

Jokowi dicapreskan oleh PDIP, sedangkan Aher dicapreskan oleh PKS. Kebetulan sekali waktu deklarasi kedua capres ini dilakukan pada hari yang sama, yaitu Jumat 14 Maret 2014. Bedanya, Jokowi saat ini merupakan satu-satunya capres PDIP, sedangkan PKS mempunyai  2 capres lain yaitu Anis Matta (Ketum) dan Hidayat Nur Wahid. Jokowi dan Aher, sampai dengan hari deklarasinya, juga sama-sama menolak mengakui punya ambisi nyapres jika ditanya warga dan wartawan, jadi kesannya capres adalah penugasan partai. Aher malah lebih keren, karena pencapresannya melalui proses pemilu internal PKS (pemira), sementara penunjukan Jokowi semata-mata merupakan keputusan mutlak Ketum PDIP.

3).  Janji-janji kampanye sewaktu Pilkada Cagub

Jokowi banyak berjanji untuk mengatasi macet dan banjir, penyakit kronis Jakarta selama bertahun-tahun. Aher juga banyak janjinya, yang biasa disebut 8 janji kampanye Aher. Janji-janji kedua capres ini, saat ini tentu saja masih jauh dari ditepati, melihat kondisi terkini Jakarta dan Jabar.

4). Wagub yang berpotensi jadi gubernur

Wakil Jokowi adalah Ahok, dan selama masa pemerintahan 1,5 tahun ini terlihat keduanya berbagi tugas. Ahok berpengalaman sebagai anggota DPR dan bupati. Wakil Aher adalah Deddy Mizwar (Demiz), seorang artis. Demiz banyak diprotes karena masih juga beriklan selama menjadi wagub. Demiz dipilih karena punya potensi sebagai vote getter bagi Aher, sementara Ahok jauh dari potensi tersebut. Potensi Ahok menjadi gubernur DKI belum-belum sudah mendapatkan tantangan SARA, sementara potensi Demiz menjadi gubernur belum terlihat ada tantangan eksternal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun