Mohon tunggu...
Ira Pranoto
Ira Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Menebar kebaikan lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Sepenggal Peristiwa

30 Mei 2020   07:00 Diperbarui: 30 Mei 2020   07:34 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak seperti biasanya, malam ini Ayah pulang dengan sedikit tergesa. Dengan raut gelisah, beliau memanggilku dan dua adikku--Aisyah dan Abdullah.

"Mari sini, anakku! Ayah akan bicara pada kalian!" ucapnya lembut.

Abdullah duduk di samping Ayah, sedang aku dan Aisyah duduk di depannya. Kulihat ada sedikit tegang di raut muka beliau, tapi mata itu tetap memancarkan kelembutan. Dipandangnya kami bergantian, menghela napas panjang.

"Malam ini, ayah akan pergi menemani Rasulullah sholallahu alaihi wa salam. Asma dan Abdullah mendapat amanah menjalankan tugas mulia dan rahasia." Mata Ayah dalam menatapku dan Abdullah bergantian.

Dengan pelan dan tegas, Ayah menerangkan tugas yang harus kami lakukan. Tugas yang berat, karena menyangkut keselamatan Kanjeng Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam.

Aku mendapat tugas mengirim makanan untuk Kanjeng Nabi dan Ayah yang akan menginap beberapa malam di Gua Tsur. Abdullah mendapat tugas menggembala kambing melewati jalan menuju Gua Tsur, dengan tujuan untuk menghapus jejak kakiku ketika mengirim makanan.

Aku tahu, perjalanan Kanjeng Nabi dengan Ayah amat berat dan berbahaya. Beliau berdua, hijrah ke Yatsrib melewati jalan yang tak pernah dilewati orang pada umumnya.

"Kalian siap memegang dan menjalankan tugas yang diamanahkan Rasulullah pada kalian?" Tegas pertanyaan Ayah.

"Ya, Ayah, saya akan melaksanakan amanah ini," jawab Abdullah yakin.

"Saya juga siap, Ayah."

"Ayah yakin, kalian adalah anak yang bisa diandalkan." Diusapnya kepala kami bergantian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun