Mohon tunggu...
Irah Suwara
Irah Suwara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang menggali pengalaman terkait hobi menulis yang baru dikembangkan akhir-akhir ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mirisnya Peran Bahasa Indonesia Terhadap Kedudukan Bahasa Indonesia

7 Desember 2022   09:25 Diperbarui: 7 Desember 2022   09:46 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap orang membutuhkan bahasa ketika berinteraksi, mengungkapkan ide dan pendapat, serta hubungan sosial lainnya. Bahasa dapat mempermudah dalam menjalani rangkaian kehidupan ini karena melalui bahasa maksud dan tujuan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya dapat diterima. Sebagai makhluk sosial, tentunya kita tidak mungkin hidup sendiri tanpa adanya orang lain di kehidupan kita. Manusia membutuhkan interaksi, membutuhkan bantuan, masukan, dan aktifitas-aktifitas lainnya. Atas dasar inilah bahasa memegang peran penting untuk melakukan penyesuaian dan adaptasi yang dibutuhkan oleh manusia.

Perkembangan teknologi di Indonesia sudah pesat. Dahulu, berkomunikasi dilakukan dengan menggunakan surat dan komunikasi intrapersonal. Kelemahan dari cara berkomunikasi konvensional ini adalah diperlukannya biaya, waktu, dan tenaga yang banyak, contohnya ketika kita menggunakan surat untuk berkomunikasi dengan teman yang berbeda pulau ataupun negara, surat tersebut memerlukan waktu yang lama untuk sampai kepada teman kita. Namun, setelah berkembangannya teknologi, komunikasi dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan hemat, contohnya berkomunikasi menggunakan aplikasi Short Message Service (SMS) dan online chatting, seperti Whatsapp, Twitter, Instagram dan Line, yang sudah dipasang pada perangkat seluler.

Media sosial sebagai alat berkomunikasi dan mencari informasi meliputi aplikasi berbasis internet yang dibangun berdasarkan kerangka pikiran idiologi dan teknologi dari web dan memungkinkan terbentuknya berbagai kreasi dan bertukar informasi dari pengguna internet diseluruh dunia. Dengan terus bermunculannya  situs-situs media sosial, secara garis besar media sosial bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih.

Jejaring sosial merupakan media yang banyak digunakan para penutur bahasa untuk berkomunikasi jarak jauh melalui internet.  Masyarakat Indonesia pada dasarnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dalam kegiatan interaksi pada ranah media sosial.

Menarik fokus pada ranah media sosial Twitter, data dari Kementerian Komunikasi dan informatika menyebutkan bahwa pengguna Twitter dari Indonesia pada tahun 2012 mencapai 20 juta pengguna. Pada tahun 2021, Tim WSR menyebutkan Twitter memiliki 211 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi. Ada total 1.3 miliar akun Twitter dan 500 juta tweet diposting setiap hari. Twitter merupakan media sosial yang bentuknya berisi tulisan panjang berderet yang hanya dapat menampilkan 140 karakter setiap cuitan, pengguna sangat akrab dengan keberadaan twitter sehingga interaksi antarpengguna cenderung lebih mudah.

Sayangnya, seiring perkembangan zaman, marak sekali kesalahan berbahasa ditemukan dalam pengunaan bahasa sehari-hari khususnya bahasa tulis di media sosial. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergeser dengan penggunaan ragam bahasa gaul, campuran bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, dan bahasa alay di kalangan pengguna media sosial. Banyak ditemukan pengguna media sosial khususnya Twitter yang tidak menerapkan atau menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah kebahasaan yang baik dan benar pada laman sosial media. 

Salah satu kesalahan berbahasa yang sering ditemukan pada ranah media sosial Twitter adalah penyingkatan kata. Contohnya dari salah satu akun seorang selebtwit (selebritis Twitter) yang memiliki 1.4 miliyar pengikut dengan nama pengguna (@cursedkidd) atau biasa dipanggil dengan Willy The Kid. “bumi kan bulat yh semisal ada 1jt org main sepakbola lari2 tu mmpengaruhi perputaran bumi gk” Cuit Willy pada akunnya. Dari cuitan tersebut, banyak unsur kata yang tidak sesuai penyingkatan huruf dan penggunaan tanda baca yang kurang sesuai pada tempatnya.

Cuitan-cuitan serupa pada postingan Willy memang kerap kali mengundang tawa bagi pembacanya karena mengandung unsur yang menghibur. Tanpa disadari, banyak pengikutnya yang mulai meniru cara Willy The Kid menulis. Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang ditemui dari cara menulis Willy The Kid ialah antara lain penggunaan bahasa gaul yang berlebihan, penghilangan huruf-huruf dalam tiap penggalan kata, dan penempatan tanda baca yang tidak tepat. Pengguna media sosial yang bahkan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pengguna lainnya, harusnya mampu memberikan dampak baik terhadap reputasi atau kedudukan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah sebenarnya.

Selain kesalahan berbahasa yang digunakan Willy The Kid, ada banyak sekali kesalahan berbahasa yang ditemukan di ranah sosial media Twitter lainnya, seperti yang ditemukan dalam akun Gibran Rakabuming dengan nama penguna Twitter (@gibran_tweet) yang mempunyai 259 ribu pengikut di Twitter. Ia merupakan putra sulung dari Presiden Republik Indonesia saat ini yaitu Joko Widodo dan juga seorang politisi Indonesia yang menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Sayangnya sebagai tokoh publik, Gibran tidak menerapkan atau menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah kebahasaan yang baik dan benar pada laman sosial media. Terlihat pada bio Twitter (@gibran_tweet) yang menggunakan bahasa dapat diakses oleh seluruh pengikutnya dari kalangan manapun, tentu tidak semua orang mengerti maksud dari bio yang berbunyi, “Nek duwe masalah langsung WA aku wae.”

Kesalahan berbahasa lainnya ditunjukkan melalui balasan cuit “ditunggu ten mriki og malah ten mriku moaasss..” dan Gibran membalas cuitan tersebut dengan “Sakjane yo pengen melu mas.” Cara penggunaan bahasa yang dipakai oleh Gibran Rakabuming terbilang kurang tepat karena menggunakan pencampuran antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah untuk ruang publik. Penggunaan bahasa daerah dapat mengakibatkan penonton yang bukan berasal dari daerah tersebut tidak mengerti atau menangkap maksud dari seorang tokoh publik ini. 

Selain itu, penggunaan bahasa daerah di ranah publik dapat menggeser kedudukan bahasa Indonesia terlebih lagi seorang tokoh publik dengan pengikutnya yang banyak akan cenderung mempengaruhi pengguna media sosial yang lain. Hal ini dapat memengaruhi pola pikir seseorang sehingga terbiasa menulis suatu kata yang tidak sesuai dengan aturan semestinya. Media sosial memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi para penggunanya karena fungsinya yang semakin bertambah seiring bertambahnya usia zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun