Mohon tunggu...
irawan raharja
irawan raharja Mohon Tunggu... -

Standup comedian sepi job, penulis serabutan dan boardgame designer. Panjang kalo ditulis di sini, soalnya Saya anaknya sombong..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

We Are All Alay

8 Juni 2016   17:44 Diperbarui: 8 Juni 2016   18:03 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang teman baru saja bercerita betapa tersiksanya ia saat menemani sang pacar menonton film Kura-Kura Ninja terbaru di bioskop. Dia bilang "Seru sih filmnya, tapi gue aneh aja sama jagoannya, masa bentuknya kura-kura begitu.."

Sebagai Om-om yang tumbuh sebagai generasi 90-an, jelas saya merasa 'terusik'. Manusia macam apa yang nggak kenal Teenage Mutant Ninja Turtles alias Kura-Kura Ninja?  Jawabannya tentu saja manusia yang nggak hidup di generasi 90-an. Tapi manusia-manusia ini juga mestinya menghargai sejarah biologi. Coba, kapan lagi kalian menemukan sekelompok kura-kura yang bukan cuma bisa ngomong tapi juga jago berantem? 

Kadang saya suka mikir, orang-orang jaman sekarang (nggak semua sih) kadang suka menganggap dirinya anti-mainstream, eksklusif dan serba paling wah. Padahal, seberapa eksklusif sih setiap anak manusia itu? Apa dengan mendengarkan musik-musik indie yang nggak beredar di media besar lantas membuat seseorang menjadi beda dengan manusia lainnya? Padahal kalo dipikir-pikir, misalkan di konser band indie tersebut hadir 100 orang penonton, maka 100 orang tadi pastinya nggak jauh beda dari segi selera musik, dandanan sampai gaya berbicara.

Hal yang sama berlaku untuk setiap hal, termasuk gawai (oh my, gue nulis gawai!) besutan apple, iPhone. Sampai akhir tahun lalu saja tercatat lebih dari 13 juta iPhone 6S yang laku terjual di pasaran. Lalu bagaimana mungkin kita bisa merasa eksklusif jika kenyataannya ada 13 juta orang yang sama-sama pakai iPhone? 

Saya menyukai dan terinspirasi banyak hal, dan saya belum pernah merasa jadi orang yang anti-mainstream. Saya alay Pokemon, alay Pop-Punk, alay Boardgame, dan lain-lain. Tapi saya percaya, di belahan bumi ini maupun belahan bumi yang lain ada banyak orang yang seganteng saya. Kata orang pinter sih "There is nothing new under the sun", artinya kalau ada sesuatu yang baru, itu pasti dibikin pas malam hari. (eh, gitu gak sih?)

Bagi saya, anti-mainstream itu nggak ada. Kita hanya berpindah-pindah dari sisi ke sisi yang lain namun tetap di arus yang sama, dan bersama-sama. Ini bagi saya lho, bagi yang kurang sependapat ya silahkan saja.  

Pada akhirnya kita semua adalah alay, yang membedakan hanya pada hal apa kita meng-alay-kan diri kita dan apa pengaruh ke-alay-an kita bagi masyarakat sekitar. Alay dahsyat nonton dahsyat, alay JKT48 hobi JKT48, alay Justin Bieber ya ngefans Justin, alay Marvel menggandrungi Marvel, alay White Shoes ya doyan White Shoes, terus saja begitu sampe kiamat. Daftarnya bakalan panjaaaang banget.

Kalo anda sendiri, mau jadi alay apa? Yang paling susah bagi saya sih jadi alay-nya keyakinan saya sendiri, jadi beres bikin tulisan ini, langsung beramai-ramai ke masjid buat sholat berjamaah. Amiiinnn...

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun