Kamis, 14 Januari 2021Â
Digelar Webinar 2021, Bioskop atau OTT Apps ?Â
Acara ini dihadiri Ahmad Mahendra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru.
Juga dihadiri oleh Deddy Mizwar, Yan Widjaya, Wina Armada Sukardi, Muhadjir Effendy, Perwakilan dari OkeFlix dan segenap insan media lainnya.Â
Yan Widjaya yang juga Jurnalis Senior mengatakan, sejak bioskop dibuka dari masa pandemi ini baru 7 judul film yang berhasil tayang di Bioskop.Â
Wina A. Sukardi memaparkan pada era awal kemunculan bioskop mayoritas penonton berasal dari kalangan bawah dan tiket relatif murah.Â
Film yang cukup populer pada masa itu seperti Film G30S PKI, namun Ekonomi melemah membuat daya beli penonton berkurang hingga Film Indonesia anjlok.Â
Film Petualangan Sherina tembus 1juta penonton Bioskop dan CD bajakan tak hanya di Indonesia saja dan juga beberapa Negara Asia.Â
Pada saat itu Film Indonesia mulai dikenal dunia, para kalangan elit dan pemikir mulai berkolaborasi membuat karya seni film yang beragam.Â
Dalam 5 Tahun terakhir rentang waktu 2015 - 2019, rata-rata penonton bioskop per tahun mencapai angka 40juta penonton dan menghasilkan 12 Triliun dari penjualan tiket.Â
Tahun 2020 mengalami penurunan signifikan bahkan tak sedikit para pekerja seni merugi dan PHK terjadi disana sini. OTT adalah layanan konten Film yang merupakan kanal untuk menonton film Bioskop. Harapan nya OTT ini akan banyak diminati mengingat kondisi seperti sekarang ini.
Deddy Mizwar menanggapi Bioskop tak akan dapat tergantikan meskipun OTT ini banyak memberi kemudahan. Tak akan sama sensasi menonton Bioskop yang asli dengan menonton OTT di Laptop ataupun Hanphone.Â
Meski begitu OTT adalah salah satu sarana mengenalkan Film Indonesia ke mata dunia. Bagaimana tidak kondisi sekarang ini kita tidak diperbolehkan ke Luar Negeri seperti contoh ke Malaysia dan Korea.
Yan Widjaya mengatakan bahwa Film yang tayang di OTT tidak ada Surat Tanda Lolos Sensor.Â