Mohon tunggu...
M. Iqbal Fardian
M. Iqbal Fardian Mohon Tunggu... Ilmuwan - Life Time Learner

Penulis adalah seorang pendidik di sebuah sekolah swasta kecil di Glenmore, Banyuwangi. Seorang pembelajar yang tak pernah selesai untuk terus belajar. Saat ini penulis sedang menempuh Pendidikan di Program S3 Ilmu Ekonomi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Glenmore dan Kultur Pendalungan yang unik

31 Desember 2018   09:12 Diperbarui: 31 Desember 2018   10:08 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                   Glenmore, benarkah di Indonesia ? Ah.....kalau dari namanya, emang terdengar bergaya Eropa. Tidak seperti daerah-daerah di Pulau Jawa yang lain, yang terdengar njawani, atau bahkan di Indonesi,  tapi kota ini kok menimbulkan rasa penasaran ya ? Apa ada hubungannya dengan kehadiran orang-orang Belanda yang pernah menjajah Indonesia. Tapi kok  Glenmore nggak ada kemiripan dengan istilah-istilah berbahasa Inggris.

Ya, sebagaimana sudah saya ceritakan dalam tulisan saya sebelumnya, Glenmore yang saya maksud berada di Indonesia, tepatnya berada di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Dalam tulisan saya kali ini saya akan menceritakan tentang siapa saja penduduk yang tinggal di Glenmore, dan pola kebudayaan mereka.

Kecamatan Glenmore memiliki karakteristik wilayah, yang berbeda dengan wilayah-wilayah Kecamatan lainnya di Kabupaten Banyuwangi. Terbentuk sebagai sebuah wilayah akibat terjadinya perubahan politik di negeri Belanda dimana terjadi perubahan kekuasaan di Parlemen Belanda dari kelompok konservatif ke kelompok liberal, yang berimplikasi terhadap pola kebijakan di negeri jajahan termasuk di Indonesia, dengan memperkenankannya para pengusaha asing untuk menanamkan investasinya di Indonesia melalui pembukaan wilayah hutan untukdigunakan sebagai lahan perkebunan.

Pembukaan lahan perkebunan di Kecamatan Glenmore diawali pada tahun 1903 dengan dibukanya lahan perkebunan di Perkebunan Treblasala. Tahun 1909 Perkebunan Glenmore milik seorang pengusaha asal Skotlandia yang bernama Ros Taylor. Dibukanya lahan perkebunan ini diikuti juga dengan migrasi masyarakat Madura dan Jawa yang dipekerjakan dilahan-lahan perkebunan di sekitar Glenmore. Maka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat didaerah perkebunan terbentuklah daerah baru yang selanjutnya diberi nama Glenmore.

Sebagai sebuah wilayah yang terbentuk dari percampuran kebudayaan yang tercampur baur, maka wilayah Glenmore mewarisi pola kebudayaan "pendahalungan" sebuah pola percampuran kebudayaan dari berbagai macam etnis. Secara etimologis kata pandalungan berasal dari kata dalung yang berarti " periuk besar terbuat dari logam" Arti simboliknya pandalungan adalah gambaran wilayah yang menampung beragam kelompok etnik dengan latar belakang budaya berbeda, yang kemudian melahirkan proses hibridisasi budaya.

Istilah pandalungan berarti 'berbicara/berkata dengan tiada tentu adabnya/sopan-santunnya' (Prawiroatmodjo, 1981).Konsep pandalungan mirip dengan konsep melting pot di Amerika Serikat, yakni kemenyatuan beberapa kelompok etnik. Secara etimologis, kata pandhalungan berasal dari bentuk dasar bahasa Jawa dhalung yang berarti "periuk besar"

Realitasnya dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan di kawasan tapal kuda, definisi itu bias berarti bahwa bahas asehari-hari yang digunakan oleh masyarakat bersangkutan adalah bahasa yang cenderung kasar (ngoko) atau bahasa yang dipergunakan antar masyarakat struktur egaliter. Seringkali dalam mengungkapkan sesuatu mereka menggunakan bahasa campuran, antara Jawa dan Madura. Sebagai sebuah budaya campuran, tentu memerlukan suatu proses yang cukup panjang, dan bahkan mungkin sampai saat ini masih terus berproses. Artinya, jika konsep pandalungan diartikan sebagai sebuah identitas budaya, identitas tersebut masih terus mencari bentuk.

Sehingga di Kecamatan Glenmore terjadi pola gabungan kebudayaan yang bercampur baur sehingga menghasilkan pola kebudayaan yang tidak bias disebut Jawa atau Madura. Orang Madura tipologinya cenderung mempunyai watak yang keras (temperamen tinggi), terbuka, kekerabatannya sangat kuat, dan merupakan pekerja yang keras. Sebaliknya, orang Jawa tipologinya bersifat lebih penyabar, hemat dan cermat, namun mereka juga merupakan pekerja yang keras. Perbedaan ini tampaknya tidak menyimpang dari gambaran Kuntowidjoyo,1980) yang menyatakan bahwa latar belakang kondisi geografis yang kering di daerahnya (bercocok tanam di tegalan) membuat orang Madura cenderung lebih individual dibandingkan dengan orang Jawa. Sedangkan orang Jawa yang berasal dari daerah subur (pertanian sawah), membentuknya menjadi lebih bersifat komunal dan akrab dengan alam.

Perbedaan kedua karakter ini, di wilayah pendalungan ini tampaknya tidak terlalu berpengaruh bagi kedua etnik yang bersangkutan, sebab pada akhirnya terjadi akulturasi budaya satu sama lain.

Kedua etnik ini menyadari kenyataan bahwa mereka harus menghadapi situasi tekanan structural dan kondisi alam yang sama, sehingga terjalinlah hubungan harmonis antara keduanya sampai saat ini.

Sebagai sebuah wilayah terbentuk dari perpaduan antara dua budaya dominan maka budaya di Kecamatan Glenmore membentuk sebuah pola kebudayaan unik dan berhubungan secara harmonis dan membentuk keseimbangan baru yang merupakan hasil dari kebudayaan yang ada di Glenmore. Masing masing budaya berusaha untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang dibawa masing-masing budaya, melalui cara-cara tersendiri dalam komunitasnya. Akan tetapi masing-masing budaya tidak berusaha untuk mempertahankan identitas kulturalnya yang unik, karena mereka datang ke Glenmore tidak dalam rangka membawa misi kebudayaan akan tetapi dalam rangka mencari kehidupan yang lebih baik dibanding kehidupan mereka di daerah tempat asal mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun