Mohon tunggu...
Moh Iqbal NB
Moh Iqbal NB Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mencatat aneka perjalanan, merekam kesan dan menghayati indahnya alam

Memetik Hikmah Kebesaran-MU disetiap Petualanganku

Selanjutnya

Tutup

Politik

Klaim Kemenangan, Mengganggu Akal Sehatku

19 April 2019   14:04 Diperbarui: 19 April 2019   14:32 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti lirik sebuah lagu dari salah satu band di Tanah Air,  bahwa "akal sehatku berhenti kala menatap indah wajahmu saat klaim kemenangan Presiden.,". Sebenarnya,  ada apa dengan akal sehat?  Stigma yang terbangun menjelang pilpres ini,  digaungkan oleh kubu paslon 02, sebagai media kampanye mereka untuk memenangkan pasangan PAS.Namun,  apa yang terjadi, ketika proses pemilihan selesai dan lembaga Quick Count independen telah menyajikan data hitung cepat di TV lokal yang hingga saat ini masih menyajikan keunggulan bagi pasangan 01 dengan selesih hingga 10%.Meski demikian,  klaim kemenangan tetap hadir dari Paslon 02. Uniknya,  klaim kemenangan dilakukan berdasarkan hasil real count survey pesanan internal kubu PAS dengan menafikan lembaga survey independen.

Berbeda dengan klaim kemenangan paslon 01  dengan mengajak pendukungnya untuk tetap tenang dan damai serta mengawal suara di KPU agar dapat menciptakan hasil yang adil dan jujur,  klaim kemenangan paslon 02 sangat berbeda.  Pak Prabowo sebagai capres,, dengan gagahnya menisbatkan diri sebagai Presiden Indonesia tanpa menunggu keputusan final dari KPU. dalam bait orasinya terdengar sebuah ajakan kepada pendukungnya untuk memanggilnya dengan sebutan Presiden. Hal ini merupakan sebuah langkah yang sejatinya mencederai akal sehat yang telah mereka bangun selama ini.

Ambisi dan Realita, sebenarnya dua kata yang bila diaplikasikan secara positif,  dapat saling menetralkan.  Seperti pengendara sepeda motor yang berambisi menjadi seperti Valentino Rossi dengan menaklukan tikungan tajam di jalanan umum.  Realitanya, pembalap Moto GP melakukan manuver dahsyat seperti itu, karena berada dalam sirkuit, sehingga nyaman dilakukan karena jalur lintasannya satu arah. Jika realita tersebut  dipaksakan di jalanan umum,  sudah pasti resiko yang lebih besar menantimu.  

Apa Kaitannya dengan Pilpres? belum sampai 24 jam pasca pemilu, kubu PAS sudah 3 kali deklarasi kemenangan dengan berasumsi ada kecurangangan disetiap daerah dan Klaim kemenangan survey internal mencapai 62%. Apakah Euforia seperti ini dilakukan karena alasan kepanikan,,?  Bisa saja iya, terlihat dari upaya menyuarakan kepada pendukungnya untuk tidak menyalakan TV, karena kegagapan sajian data Quick count yang belum real.  hal ini secara otomatis merupakan langkah ketidakpercayaan kepada beberapa lembaga independen yang menunjukkan kemenangan kepada jokowi-Amin.

Padahal,  berkaca pada pemilu dan pilkada sebelumnnya,  hasil hitungan cepat selalu tepat dengan hitungan suara sah KPU. Uniknya,  meski tidak percaya kepada hasil Quick Count, namun kubu PAS lebih meyakini hasil Quick count internal,  tanpa menunggu hasil rekapitukasi dari KPU, boleh dikatakan inilah tanda-tanda kepanikan.

Padahal sebelumnya,  kubu ini yang sangat getol menyuarakan, bahwa kubu Petahanalah diselimuti kepanikan, menjelang pilpres, nyatanya,  petahana masih santai santai saja. Berkaca pada hal diatas saya dapat meringkas sebuah pesan,  bahwa, Ingin jadi Presiden iya,  tapi Ambisi untuk menjadi pemenang,  tunggulah realitanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun