Mohon tunggu...
Iqbal Alfajri
Iqbal Alfajri Mohon Tunggu... Desainer - Filmmaker

Saya adalah seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Perjalanan Sebuah Investasi IP (4)

26 Februari 2024   09:55 Diperbarui: 26 Februari 2024   18:43 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktor Didi Petet saat pengumuman pemenang Festival Film Indonesia (FFI) 1991, di Taman Mini Indonesia Indah. (Dok. Kompas)

Salman Film Academy awalnya adalah komunitas film yang berada di Masjid Salman ITB. Komunitas ini dibentuk oleh sekelompok mahasiswa pada tahun 2001 saat produksi film digital mulai marak. Di masa itu terjadi revolusi besar-besaran dalam ranah produksi film dimana teknologi digital memungkinkan kita membuat film dengan lebih praktis. Yang paling signifikan adalah dengan lahirnya software editing video yang memungkinkan sebuah film diedit di komputer. Selain itu dengan munculnya kamera video digital memungkinkan siapa saja bisa membuat film dengan lebih praktis.

Dari tahun 2001 hingga 2014 komunitas film di Masjid Salman ITB telah mengadakan serangkaian kegiatan perfilman, mulai dari produksi film indie, mengadakan pelatihan produksi film untuk pelajar, mengadakan festival film, hingga mengikuti kompetisi film skala nasional. Dari aktivitas perfilman ini lahirlah filmmaker-filmmaker muda potensial. Untuk menjembatani kreativitas ini agar menjadi sesuatu yang lebih berdampak luas maka didirikanlah Salman Film Academy yang berada dibawah naungan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB.

Berfoto dengan Didi Petet dalam program Master Class Salman Film Academy tahun 2014/Dok Pribadi
Berfoto dengan Didi Petet dalam program Master Class Salman Film Academy tahun 2014/Dok Pribadi

Selama berkiprah dalam aktivitas perfilman kami merasa perlu untuk menggali lebih dalam segala aspek yang berhubungan dengan kesuksesan sebuah film. Kami melihat bahwa peran seorang aktor sangat menentukan kesuksesan sebuah film, di samping faktor cerita, tim kreatif, dan marketing. 

Perkenalan kami dengan Didi Widiatmoko, atau lebih dikenal sebagai Didi Petet, pada tahun 2004 membawa kesan yang mendalam. Saat itu beliau masih menjabat sebagai  Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Saat itu, Mas Didi di tengah kesibukannya bersedia hadir dalam launching film indie kami yang dilangsungkan di Bioskop Majestic, jalan Braga Bandung. Dari event tersebut kami tahu bahwa beliau adalah alumni SMAN 3 Bandung dan punya kenangan tersendiri dengan bioskop tua yang dibangun sejak zaman Belanda tersebut.

Penampilan apik Didi Petet dalam Preman Pensiun. (Dok. MNC Pictures)
Penampilan apik Didi Petet dalam Preman Pensiun. (Dok. MNC Pictures)

Didi Petet, adalah seorang aktor dan produser Indonesia. Terkenal karena peran pendukung dan karakternya yang khas, biasanya orang rendahan, pengganggu dan orang aneh, beliau berakting di banyak film, termasuk peran utama, di awal hingga pertengahan dekade 1990-an. Perannya yang paling memorable adalah saat berperan sebagai Emon dan sebagai Kabayan. Sebagai aktor, ia mendapatkan pengakuan atas penampilannya di film, televisi dan panggung teater, ia adalah salah satu bintang film paling disegani dan terkemuka pada masanya.

Dalam karier yang membentang selama tiga dekade, beliau telah menerima berbagai penghargaan, dinominasikan enam kali untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia, menjadikannya salah satu aktor yang paling banyak dinominasikan dalam sejarah acara tersebut. Didi Petet berhasil memenangkan satu diantaranya untuk perannya di film drama romantis Cinta Anak Jaman (1988) sebagai Aktor Pendukung Terbaik.

Didi Petet dengan gayanya yang kocak membawakan materi tentang akting/Dok Pribadi
Didi Petet dengan gayanya yang kocak membawakan materi tentang akting/Dok Pribadi

Bagi Mas Didi, begitu kami menyapanya, akting adalah filosofi. Lantaran akting bukanlah berpura pura. Akting adalah hidup didalamnya dan menghidupkan dari sebuah dunia imajiner. Mas Didi meyakini bahwa imajinasi dan apa yang dihasilkan oleh imajinasi tidak bisa dicapai dengan berpura pura.

Secara filosofis Didi Petet mengungkapkannya dengan "Jika kamu meyakini akting adalah ilmu tentang bagaimana yakin pada diri sendiri untuk dapat meyakinkan orang lain. Maka yakinlah bahwa karunia itulah yang juga dimiliki oleh Nabi Muhammad, Nabi Isa serta orang orang mulia yang dicintai oleh Allah dalam menyebarkan agama".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun