Mohon tunggu...
I Putu Bagus Wiswanathan
I Putu Bagus Wiswanathan Mohon Tunggu... Mahasiswa Undiksha

Saya senang menulis tentang topik yang berhubungan dengan sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Karmaphala Dalam Kehidupan Manusia

26 April 2025   12:18 Diperbarui: 26 April 2025   10:22 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam agama hindu ada konsep Panca Srada. Panca srada adalah lima dasar keyakinan dalam agama Hindu. Salah satu dari lima dasar tersebut adalah percaya dengan adanya karmaphala. Setiap tindakan manusia, baik maupun buruk, diyakini meninggalkan jejak dan hasil. Dalam ajaran Hindu, prinsip ini dikenal sebagai Karmaphala. Ini adalah sebuah konsep mendalam tentang hukum sebab akibat yang berlaku dalam kehidupan setiap makhluk. Kata "karma" berarti tindakan, sedangkan "phala" berarti buah atau hasil. Maka, Karmaphala secara harfiah dapat dimaknai sebagai hasil dari perbuatan yang dilakukan.

 Ajaran ini mengajarkan bahwa perbuatan baik akan membuahkan kebahagiaan, sementara perbuatan buruk akan mendatangkan penderitaan. Oleh karena itu, umat Hindu diajarkan untuk selalu berhati-hati dalam bertindak, berpikir, dan berbicara karena semua itu akan menentukan kualitas kehidupan di masa sekarang dan masa mendatang. Menurut Aryani (2020), ajaran Karmaphala memberikan keyakinan kepada umat Hindu bahwa setiap aktivitas kehidupan akan memberikan balasan yang setimpal. Ajaran ini menumbuhkan rasa tanggung jawab pribadi dan kesadaran etis dalam berkehidupan.

Keistimewaan manusia dalam konteks Karmaphala juga sangat ditekankan. Dalam kitab Sarasamuscaya, sloka ke-2 menjelaskan bahwa hanya manusia yang memiliki kemampuan membedakan dan memilih antara perbuatan baik dan buruk. Berikut kutipan dalam bahasa aslinya:

Sarasamuscaya Sloka 2
Mnua sarva-bhteu

varttate vai ubhubhe

aubheu samaviam

ubhesvevvakrayet.

Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wnang gumawayaken ikang ubhubha-karma, kunng panntasakna ring ubhakarma juga ikang aubha-karma phalaning dadi wwang.

Artinya:
Di antara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah yang dapat melakukan perbuatan baik atau buruk. Hendaknya perbuatan buruk dilebur ke dalam perbuatan yang baik. Demikianlah gunanya menjadi manusia.

Dalam ajaran Hindu, menjadi manusia adalah anugerah yang sangat berharga. Hal ini karena manusia memiliki tiga kekuatan utama yang disebut sabda (kemampuan berbicara), bayu (kekuatan untuk bertindak), dan idep (pikiran dan kesadaran). Dengan ketiga unsur itu, manusia mampu mengendalikan perilaku dan memilih jalan kebaikan.

Apabila seseorang menjalani kehidupan ini dengan penuh kebaikan, maka kualitas kelahiran berikutnya dipercaya akan meningkat menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika hidup dipenuhi dengan perbuatan buruk, maka kelahiran selanjutnya akan menurun kualitasnya. Pandangan ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mengajak manusia hidup dengan penuh tanggung jawab, kesadaran, dan kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun