Mohon tunggu...
Ipung Purwanto
Ipung Purwanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Panggillah aku ketika aku bisa memenuhi tanggung jawabku, tanpa meninggalkan salah satupun.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengen Hidup Sehat? Perlu Pemahaman Kaitan Gaya Hidup dan Perbaikan DNA

11 April 2024   08:22 Diperbarui: 11 April 2024   08:25 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar koleksi pribadi

   Muhammad Nur    

Hari jumat 5 April 2024, saya berbincang dengan dua orang teman. Seorang dokter dan seorang lulusan Matematika tetapi menjadi pembisnis yang mengaku "adidas" (Anak didik Adi Sasono). Perbincangan santai, yang selalu saya senangi. Serius tapi santai (sersan). Kami sahut menyahut dalam diskusi santai tersebut. Seriusnya,  teman dokter berbicara tentang perbaikan DNA adalah pengobatan masa depan. Sungguh tak terbayangkan sebelumnya. Bagaimana ya perbaikan DNA pada praktek kedokteran. Wah kebayang sentuhan bahan kimia yang aneh, supercanggih dan tentu mahal. Pembicaraan berlanjut. Saya sedikit senang, perbaikan DNA ini bisa dilakukan dengan 

Kedokteran pencegahan (preventive medicine atau preventive healthcare). Penyakit dan disabilitas dipengaruhi oleh faktor lingkungan, genetik, agen penyakit, dan pilihan gaya hidup dan merupakan proses dinamis yang dimulai sejak sebelum seseorang menyadari bahwa dirinya terpengaruh. 

Saya sedikit menerawang, bukankah banyak perintah dan larangan dalam agama (kususnya Islam) bisa menghantarkan manusia pada kesehatan lahir dan bathin? Misalnya puasa dan seluruh ibadah yang ada di dalam bulan ramadhan tersebut syarat dengan mengolah fisik, bathin, rasa, bahkan kepasrahan kepada Allah, bertaqwa kepada Allah. Nah akibatnya saya berpikir lebih serius lagi. Andaikan para ahli bidang biologi molekular itu bisa menarik benang merah, dari ritual keagamaan, kedokteran pencegaran dan perbaikan DNA, sungguh ini suatu terobosan yang sangat berarti bagi kemanusiaan. 

Saya baca-baca sedikit biologi molekular sebagai seorang awam (saya seorang fisikawan). Dalam buku Molecular Biology of the Cell, edisi ke 4 ditulis Bruce Alberts dkk.2002) terdapat pernyataan-pernyataan yang dapat dijadikan pelajaran: "Meskipun variasi genetik penting bagi evolusi, kelangsungan hidup individu memerlukan stabilitas genetik. Mempertahankan stabilitas genetik tidak hanya membutuhkan mekanisme yang sangat akurat untuk mereplikasi DNA, namun juga mekanisme untuk memperbaiki organ atau bagian organ yang rusak yang tidak disengaja yang terjadi terus-menerus pada DNA. Sebagian besar perubahan spontan pada DNA bersifat sementara karena segera dikoreksi melalui serangkaian proses yang secara kolektif disebut perbaikan DNA. Dari ribuan perubahan acak yang terjadi setiap hari pada DNA sel manusia akibat panas, kecelakaan metabolisme, berbagai macam radiasi, dan paparan zat-zat di lingkungan, hanya sedikit yang terakumulasi sebagai mutasi pada rangkaian DNA. Kita sekarang mengetahui bahwa kurang dari satu dari 1000 perubahan yang tidak disengaja pada DNA menghasilkan mutasi permanen; sisanya dihilangkan dengan efisiensi luar biasa melalui perbaikan DNA".

Nah ini dia, rupanya tubuh kita punya kemampuan yang luar biasa untuk perbiakan DNA tersebut. Saya juga teringat begitu banyak orang-orang tua kita yang usianya panjang dan kesehatannya sangat baik. Barokallah. Sayapun mulai membongkar lagi buku-buku yang membelinya sangat antusias tetapi tak serius mempelajarinya. Saya baca kembali Kitab pedoman Pengobatan Nabi, semoga saya mendapat tambahan ilmu dari kegiatan diakhir ramadhan. Sayapun tetap berharap  bermunculan para ahli  bidang biologi molekular dapat menemukan "benang merah", dari ritual keagamaan, kedokteran pencegahan dan perbaikan DNA. *Ha ha saya mendapat hal baru dari perbincangan "sersan" di akhir ramadhan, semoga ini bagian dari lailatul qodar*. Amiin

. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun