Mohon tunggu...
Ipeh Alena
Ipeh Alena Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Love to Learn

Penulis Konten - Blogger - Pembaca Buku - Suka Ulas Buku - Fotografer Amatir

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sesesap Kopi Lebih Nikmat dengan Perbincangan Hangat

5 Oktober 2019   12:48 Diperbarui: 5 Oktober 2019   13:28 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai penikmat kopi sacetan pinggir jalan. Berkembangnya bisnis kopi dengan segala macam nama yang unik. Membua saya cukup penasaran dengan apa saja yang ditawarkan. Kebanyakan kedai kopi ini memiliki barista sendiri. Berbeda dengan warung kopi remang-remang pinggir jalan. Tak ada barista apalagi paduan ornamen kedai yang sering menyuguhkan tempat yang instagramable. Kini, nongkrong bersama teman atau mabar games, sering diadakan di kedai kopi kekinian.

Ada satu tempat ngopi favorit saya di Bekasi. Namanya kedai Tetirah. Menyajikan banyak ragam kopi, dari mulai Robusta sampai Gayo. Ada pula minuman ringan seperti Matcha Latte sampai Es Leci. Berlokasi di Pasar Modern Sinpansa Summarecon Bekasi, kedai Tetirah mengusung satu konsep yang hampir mirip dengan kopi pinggir jalan. Konsep inilah yang akhirnya menjadikan saya betah kalau nongkrong berlama-lama di sana. Tak hanya itu, pelanggan setia yang sudah saya hapal wajahnya, sering datang. Meski sekadar duduk minum kopi sebentar. Kemudian, pergi ke tempat lain.

Kalau pernah mendengar sebuah lelucon tentang Warung Kopi Tempat Semua Informasi Bermuara. Ada benarnya juga. Sama seperti konsep pedagang sayur. Dimana di kedua tempat tersebut, terjadi pertukaran informasi yang cukup banyak. Dari informasi rahasia sampai informasi yang penting. Hal ini saya dapatkan melalui pengalaman pribadi. Kala menikmati kopi di pagi hari saat hendak menuju Surabaya dengan menggunakan transportasi darat. Seorang lelaki turun dari truk muatan berwarna hijau. Wajahnya tampak lelah, menandakan tubuhnya sudah meminta istirahat.

Saat menjejakkan kakinya di warung kopi, tempat saya sedang menikmati pagi. Lelaki itu kemudian menyapa, seolah sudah akrab dengan pemilik warung. Memesan kopi sambil melemparkan topik pembicaraan mengenai pelebaran jalan yang membuat jalur tersebut amat macet. Perbincangan meluncur dengan lancar bak aliran sungai. Uniknya, obrolan tersebut tak hanya dimiliki supir truk dengan pemilik warung. Tapi, beberapa lelaki yang juga tengah menyesap kopi di warung tersebut, ikut serta menyuarakan pendapat mereka. Jadilah, pertukaran informasi dari mulai proyek tersebut memakan korban. Sampai, korupsi yang kemudian membawa perbincangan ke arah yang tak jelas namun seru untuk didengar.

Usai kopi tandas, semua yang hadir di warung kopi berpamitan satu persatu. Meninggalkan gelas-gelas kopi yang kemudian diangkut oleh pemilik warung. Sebelum membayar, saya tanyakan pada sang pemili, apakah beliau mengenal hampir semua yang tadi ada di warung? Jawabannya adalah tidak. Menyapa satu sama lain di warung kopi itu ibaratnya hal yang biasa. Mau itu tipe ektrover atau introver. Semua akan disapa dan saling menyapa. Demikian pula pemilik warung yang dengan senang hati membalas sapaan dan melemparkan respon ramah bagi tamunya. Jika nantinya terjadi perbincangan serius yang melibatkan banyak kepala, itu hal yang juga biasa. Saling memberi pendapat meski tak kenal satu sama lain. Bukan hal yang aneh.

Konsep inilah yang diusung oleh kedai kopi Tetirah. Dimana ada satu sosok lelaki yang banyak dikenal pelanggan di sana, biasa dipanggil Mas Nung. Beliau pernah menanggapi momen menjamurnya kedai Kopi Susu Kekinian. Baginya, ada satu hal yang harus diingat oleh para pemilik kedai, "jadikan pelanggan yang datang, baik sendirian maupun beramai-ramai merasa nyaman." Kenyamanan ini dipelajari olehnya melalui konsep dasar bisnis warung kopi pinggiran. Dimana ketika ada orang yang datang sendirian untuk menikmati kopi di pinggir jalan. Sang pemilik akan menyapa dengan ramah. Terkadang melihat situasi, apakah pelanggannya sedang ingin diajak berbincang atau tidak. 

Pemilik warung yang memahami situasi ini, tanpa segan akan memulai pembicaraan dengan pelanggan yang datang sendirian. Dimulai dari basa-basi khas Indonesia. Kemudian bergulir membahas satu topik yang sedang diperbincangkan. Tapi, terkadang ada pula momen dimana sang pelanggan yang mengajak berbincang pemilik warung terlebih dahulu. Inilah konsep yang jangan sampai dilupakan. Yaitu, Mengajak Konsumen Berkomunikasi sehingga mereka merasa dihargai.

Sebagai muaranya informasi, sering juga beragam transaksi terjadi di warung kopi. Saya membahasnya mengenai hal yang positif. Banyak pelanggan di satu warung kopi mendapat pekerjaan atau memberikan pekerjaan pada pelanggan lain. Inilah sumber informasi yang cukup sering terjadi di warung kopi. Pertukaran informasi seperti inilah yang sering membuat mayoritas kaum lelaki menghabiskan waktu di warung kopi. Sambil bersantai berharap bisa mendapat peluang untuk mencari nafkah.

Namun, ada hal yang tidak bisa didapat dari warung kopi pinggiran. Tentunya, tidak bisa bertemu barista kopi sambil bertanya-tanya mengenai beragam jenis kopi nusantara. Kemudian, tidak bisa mendapat koneksi internet gratisan seperti di kedai Kopi Susu Kekinian. Juga, tidak mungkin membawa laptop atau notebook untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan. Dan, tidak mungkin mengadakan meeting serius sambil presentasi. Keterbatasan inilah yang akhirnya menjadikan kedai kopi kekinian mendapat porsi keuntungan lebih banyak.

Tak jarang, setiap malam minggu. Beberapa kedai kopi susu kekinian di lingkungan saya, banyak dipadati oleh anak-anak muda. Sampai orang dewasa yang asik bercengkrama. Ada yang pula yang tengah asik main bareng permainan di gawai pintarnya. Pun ada yang asik menyendiri menyelesaikan tugas yang tak kunjung selesai. Semua berkumpul di tempat ini demi menikmati sesesap kopi susu kekinian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun